Tradisi Ranah Minang Pra Ramadan, Gotong Royong & Madoa Pusaro

SARIBUNDO.BIZ – Sebelum memasuki bulan Ramadhan tahun 2016, beragam tradisi rutin dilakukan untuk menyambut kedatangan bulan suci tersebut. Salah satu tradisi rutin di Sumatera Barat sebelum Ramadhan adalah gotong royong dan “mandoa” pusaro. Tradisi ranah minang sangat banyak baik yang berkaitan dengan kekuatan adat dan budaya hingga makanan tradisionalnya.

Tradisi gotong royong dan “mandoa pusaro” merupakan tradisi dimana masyarakat akan melakukan ziarah ke pemakaman keluarga dan sanak famili sambil membersihkan pemakaman secara bersama-sama.

Kegiatan tersebut dilakukan untuk membersihkan area pemakaman sebelum Ramadhan yang telah dipenuhi semak belukar, sehingga pada puncak ziarah pada lebaran, masyarakat akan membuat lebih nyaman.

Tradisi Ranah Minang

Tradisi gotong royong dan mandoa pusaro diikuti hampir seluruh masyarakat Sumatera Barat, dan dilaksanakan dua minggu jelang bulan puasa dan telah menjadi tradisi tahunan. Selain gotong royong, biasanya pada siang hari dilanjutkan dengan kegiatan “makan basamo”. Nasi dan lauk yang disantap bersama juga dibawa oleh warga.

Katanya, tradisi goro dan mandoa pusaro memiliki makna tersendiri bagi masyarakat. Selain membersihkan komplek pemakaman, goro juga menjadi ajang silaturahmi sebelum masuknya ibadah puasa, karena warga masyarakat setempat yang berada diluar daerah seringkali pulang kampung untuk ziarah ke makan keluarga.

Disarikan dari kabarekspres