Pakar sejarah Universitas Negeri Padang (UNP), Meakar sejarah Universitas Negeri Padang (UNP), Mestika Zed mengungkapkan bahwa Syeikh Sulaiman Arrasuli (Inyiak Canduang) merupakan seorang tokoh yang menggalang spirit kebangsaan melalui organisasi moderen.
“Untuk memperjuangkan kemerdekaan selain dari menggunakan senjata ia juga mendirikan organisasi moderen ketika itu yang bernama Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PTI) tahun 1930 yang merupakan cikal bakal Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti),” Ujarnya di Padang, Sabtu (3/3/2018).
Selain mendirikan organisasi moderen di Sumatera Barat, Syeikh Sulaiman Arrasuli juga merupakan orang Minang pertama memimpin sidang konstituante tahun 1955.
“Nah untuk diketahui, sidang kostituante merupakan hasil dari pemilu pertama tahun 1955, dalam Pemilu tersebut ada dua kesepakatan, pertama memilih anggota DPR dan yang kedua memilih anggota kostituante, ini merupakan perumus dari konstitusi Republik Indonesia. Jadi saya fikir sangat pantas rasanya ketua DPR memberikan dukungannya terhadap pengusulan menjadi pahlawan nasional,” ujarnya.
Sementara itu, Sejarawan Indonesia Taufik Abdullah, menyebutkan bahwa tanpa diusungpun menjadi Pahlawan Nasional, Syeik Sulaiman Arasuli sudah lebih dahulu diakui kepahlawannya oleh masyarakat Indonesia dan negara lainnya.
“Pengusulan pahlawan sudah dibuat regulasinya, semasa Presiden Sukarno tidak ada Undang Undang yang mengatur gelar kepahlawanan, selain itu ia juga dihormati oleh negara negara tetangga, seperti Malaysia, Fattani (Tailand) dan negara negara lainnya karena banyaknya murid murid beliau yang berasal dari daerah tersebut,” jelas Taufik Abdullah. Covesia