Keunikan lain dari Suku Minangkabau adalah menganut sistem matrilineal dimana garis ibu lebih dominan dengan sistem keturunan menganut garis ibu.
Uniknya, satu-satunya suku di Indonesia yang menganut sistem matrilineal adalah Suku Minangkabau.
Sehingga, pada sistem pembagian warisan pihak wanita akan menerima bagian lebih banyak dibandingkan laki-laki. Positifnya, apabila suatu saat si lelaki meninggalkan wanitanya, maka wanita tersebut tidak rentan ataupun bergantung pada lelaki tersebut.
Suku Minangkabau memiliki bahasa khusus yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari namanya Bahasa Minangkabau. Untuk logat atau dialeknya mirip dengan Bahasa Melayu. Meskipun demikian, ada yang mengatakan bahwa bahasa Minang adalah bahasa mandiri dan bukan serapan dari bahasa melayu.
Bahasanya lumayan rumit namun tidak susah untuk dipelajari masyarakat dari luar minang.
Pada dasarnya, adat pernikahan masyarakat Minang sarat dengan syariat islam.
Syarat utama sebelum pernikahan adalah kedua calon pengantin harus beragama islam. Kedua, kedua calon pengantin tidak berasal dari suku yang sama. Ketiga, kedua calon mempelai harus saling menghormati keluarga besar kedua belah pihak.
Terakhir adalah calon suami wajib memiliki penghasilan. Untuk tradisi pernikahan sendiri, ada beberapa tahapan yang harus dipenuhi, seperti tahapan mamisek, malam bainai, maminang, prosesi akad nikah, dan lain sebagainya.
Selain tradisi pernikahan, masyarakat Minangkabau juga memiliki upacara khusus yang digelar ketika ada kematian. Untuk upacara kematian juga tidak lepas dari syari’at islam dan adat istiadat yang dianut.
Seperti, Sakik Basilau, Kacang Pali,Cabiek Kapan, mengaji di rumah duka selama tiga hari, memperingati pada hari ketujuh, dan lain sebagainya. (1)
Baca: Roti Buaya
Pakaian Adat Suku Minangkabau
Yang pertama adalah Pakaian Limpapeh Rumah Nan Gadang atau sering pula disebut pakaian Bundo Kanduang. Pakaian Bundo Kanduang atau Limpapeh Rumah Nan Gadang.
Pakaian ini merupakan lambang kebesaran bagi para wanita yang telah menikah.
Pakaian tersebut merupakan simbol dari pentingnya peran seorang ibu dalam sebuah keluarga.
Limapeh sendiri artinya adalah tiang tengah dari bangunan rumah adat Sumatera Barat. Peran limapeh dalam mengokohtegakkan bangunan adalah analogi dari peran ibu dalam sebuah keluarga.
Jika limapeh rubuh, maka rumah atau suatu bangunan juga akan rubuh, begitupun jika seorang ibu atau wanita tidak pandai mengatur rumah tangga, maka keluarganya juga tak akan bertahan lama.
Secara umum, pakaian adat Bundo Kanduang atau Limpapeh Rumah Nan Gadang memiliki desain yang berbeda-beda dari setiap nagari atau sub suku.
Akan tetapi, beberapa kelengkapan khusus yang pasti ada dalam jenis-jenis pakaian tersebut seperti tingkuluak (tengkuluk), baju batabue, minsie, lambak atau sarung, salempang, dukuah (kalung), galang (gelang), dan beberapa aksesoris lainnya.
Pakaian Bundo Kanduang atau Limapeh Rumah Nan Gadang
Baju Tradisional Pria Minangkabau Pakaian adat Sumatera Barat, Pakaian yang diperuntukkan bagi para pria ini bernama pakaian penghulu. Sesuai namanya, pakaian ini hanya digunakan oleh tetua adat atau orang tertentu, dimana dalam cara pemakaiannya pun di atur sedemikian rupa oleh hukum adat.