Serunya Berbalas Pantun dalam Tradisi Makan Bajamba

Serunya Berbalas Pantun dalam Tradisi Makan Bajamba

Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi makan bersama. Seperti halnya di Sumatera Barat yang memiliki tradisi makan bajamba. Tradisi makan bajamba telah diwariskan turun-temurun sejak ratusan tahun lalu ini bukan hanya sekadar kegiatan mengisi perut semata. Namun dalam tradisi ini juga sarat dengan nilai filosofis masyarakat Minangkabau.

Makan bajamba merupakan tradisi makan masyarakat Minangkabau yang biasanya melibatkan puluhan hingga ribuan orang yang duduk bersama di lantai pada sebuah ruangan/lokasi untuk makan secara bersama-sama. Budaya makan bajamba mengajarkan masyarakat minang untuk saling berbagi dalam kebersamaan. Semua masyarakat setempat akan berkumpul untuk menggelar makan bersama di suatu tempat. Bajamba adalah salah satu cara bersosialisasi masyarakat minangkabau sehingga semua bisa saling  kenal mengenal satu sama lain.

Nah, bagi yang ingin menikmati dan mencoba tradisi ini bisa mengunjungi Desa Wisata Kampuang Minang Nagari Sumpu yang berlokasi di Nagari Sumpur, Kecamatan Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Desa ini terletak di sebelah utara Danau Singkarak, yang dialiri air dari Sungai Batang Sumpu.

Bajamba menjadi salah satu paket wisata unggulan di Nagari Sumpu. Dimana pengunjung juga akan dimanjakan dengan berbagai kegiatan lainnya, seperti menginap di homestay rumah gadang, melihat penampilan tari, memasak rendang, dan menjala ikan bilih.

Dalam masyarakat minangkabau, makan bajamba ini biasa diadakan saat acara-acara penting. Seperti seperti pernikahan, Batagak Penghulu, dan acara adat lainnya. Adapun tujuan acara ini adalah untuk memupuk tali silaturahmi dan memunculkan rasa kebersamaan tanpa melihat status.

“Bajamba itu cara makan khas kami di ranah Minang. Tutupnya (tudung saji) itu namanya dulamak, jadi bukan sembarang kain atau penutup, dia punya filosofi juga, yang menjadi khas dari masing-masing nagari atau desa,” ujar Ketua Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Nagari Sumpu, Zuherman seperti dilansir dari Kompas.com.

Adapun satu nampan berukuran besar diisi beberapa lauk, di antaranya rendang, ayam bumbu, ikan bilih, sayur, dan kerupuk, untuk porsi sekitar empat orang. Aturan saat makan Bajamba Soal tata cara makan bajamba, sebenarnya ada beberapa aturan tertentu jika mengikuti kaidah asli. Di antaranya tidak boleh mengambil makanan yang terhidang jika orang yang lebih tua belum mengambilnya.

Kemudian, saat makan, seseorang harus mengambil nasi dan lauk pauk dengan jumlah secukupnya menggunakan tangan kanan, lalu nasi dilemparkan ke mulut dalam jarak dekat. Sementara itu, tangan kiri berfungsi menampung makanan yang berceceran dari mulut. Selain cara makan, ada peraturan mengenai posisi duduk dalam tradisi bajamba. Peserta laki-laki diharapkan duduk baselo atau bersila, sedangkan para perempuan duduk dengan cara basimpuah atau bersimpuh. Namun, bagi wisatawan, aturannya hanya dipersilahkan untuk duduk lesehan dan dipisah antara laki-laki dengan perempuan.

Setelah duduk di tempat dan sebelum mulai menyantap hidangan, akan ada prosesi berbalas pantun antara pihak pemilik rumah dengan perwakilan tamu yang datang. “Satu sebagai tuan rumah, dan satu lagi perwakilan tamu. Ini disampaikan seperti basa-basi sebelum makan, izin boleh makan atau enggak? Barulah diizinkan makan,” terang Herman.

Selepas berbalas pantun, para peserta dipersilakan untuk menikmati hidangan yang tersedia. Sambil makan, terdengar alunan suling merdu yang mengiringi selama agenda menyantap bajamba.  Rasa setiap makanan yang disajikan pun sangat lezat, ada cita rasa khas Nagari Sumpu yang memanjakan lidah dan membuat siapapun seolah ingin terus menambah porsi makan.

Di Nagari Sumpu, makanan bajamba identik dengan rendang dan ikan bilih. Untuk ikan bilih sendiri, dikatakan hanya ada dua di dunia, yaitu di Brasil dan Danau Singkarak. Sehingga, sajian makanan ini pun terasa semakin spesial.

Sementara itu, jajanan atau kudapan ringan yang spesifik berupa buah unggulan Nagari Sumpu yaitu sawo, dilengkapi ketupat pulut. Beres menyantap hidangan, tradisi bajamba kembali diakhiri dengan berbalas pantun penutup antara kedua pihak.

Related Posts

Leave a Reply