Kebesaran tradisi dan penghargaan terhadap budaya masih dipegang teguh oleh masyarakat Minangkabau, Minangkabau adalah salah satu dari etnis yang ada di Indonesia dan saat ini masih berkembang. Banyak hal di minangkabau yang sangat jarang untuk di ketahui oleh public, bahkan sudah banyak dari itu yang mulai hilang dan telah dilupakan karena tidak banyak generasi yang peduli akan kelangsungan dari sebuah tradisi tersebut, sehingga membuat sebuah tradisi itu mulai mati. hal ini membuat kita harus menyadari bahwa bagaimana sejarah tradisi ini harus di lestarikan dan di kaji lebih dalam lagi, seperti salawat dulang yang sekarang eksistensi nya sudah tak seperti dulu lagi, walau masih ada yang meneruskan salawat dulang ini namun itu sudah tidak sama dengan yang dulunya karena telah terpengaruh oleh zaman. Hal ini yang menarik untuk di cari tahu bagaimana salawat dulang dalam aspek penyebaran islam karena lantunan yang di keluarkan oleh pendendang kebanyakan adalah zikir.
Memahami tradisi maka perlu rasa nya untuk mengkaji lebih dalam lagi bagaimana salawat dulang tersebut di artikan , fungsi dan kegunaan nya, dari sini akan muncul hasil yang bisa dilanjutkan sebagai sebuah bentuk penyajian baik secara tradisi nya maupun yang lain nya.
Salawat dulang berasal dari dua kata yaitu salawat dan dulang menurut kbbi sendiri salawat berasal dari kata dasar selawat yaitu sebuah permohonan atau doa yang kita sampaikan kepada tuhan, sedangkan dulang adalah baki yang memiliki bibis di tepiannya di minangkabau sendiri dulang biasanya terbuat dari tembaga. Dari situ dapat di tarik satu garis lurus bahwa salawat dulang adalah sebuah doa atau perohonan yang dilakukan dengan iringan dari dulang.
Menurut Fatimah Salawat dulang adalah sejenis kesenian tradisional Minangkabau yang bernafaskan agama Islam yang mempergunakan alat dulang dengan iringan lagu (lagu dzikir). Salawat Dulang merupakan suatu pertunjukan yang biasanya ditampilkan untuk memperingati hari besar keagamaan seperti Maulid Nabi, Isra Mikraj, Idul Adha, Khatam Quran dan Upacara Keagamaan lainnya. Biasanya salawat dulang dimainkan pada malam hari dan di lakukan oleh dua sampai tiga orang secara bergantian.(2012:426)
Selawat dulang merupakan salah satu bentuk tradisi yang berupa sastra lisan yaitu sebuah sastra yang disampaikan melalui lisan, Kehadiran kesenian salawat dulang bermula dari penyebaran agama Islam oleh pedagang Islam dari Arab, India, Cina, dan lain sebagainya, ke berbagai daerah di Indonesia. Salah satu wilayah yang didatangi para pedagang tersebut adalah Sumatera bagian utara, hingga sekarang agama Islam telah menyebar ke seluruh wilayah di Nusantara (Ricklefs, 1995: 4).
Penyebaran Islam ini lama kelamaan sampai ke Minangkabau yang ditandai dengan hadirnya seorang murid Syekh Abdurrauf yang berasal dari Aceh, yaitu Syekh Burhanuddin, yang kemudian menjadi ulama besar di Minangkabau. Syekh Burhanuddin mengajarkan agama Islam kepada murid-muridnya, yang dikenal dengan jemaah tarekat Satariyah. Berkat upaya dakwah Syekh Burhanuddin beserta jemaah tarekat Satariyah ini, maka agama Islam berkembang sampai ke berbagai pelosok di Minangkabau (Yunus 1985: 18-19).
Syair salawat dulang biasanya tergantung saat kapan solawat dulang itu di adakan , biasanya salawat dulang akan di mulai pada jam 22.00 dan akan berakhir pada jam 04.00 , syair yang dibawakan pun akan dibagi dalam satu tanggak akan durasi nya sekita 40- 60 menit, di dalam nya akan tersirat pesan-pesan yang sarat akan islam dan ajaran islam , seperti hal nya ceramah dalam pengajian.
Berikut contoh syair dalam salawat dulang dalam bagian pertama yang di sebut imbauan khotbah :
Aaaa…ei…yo……Oooo
aaaa…ei…yo…Nabi Allah ho Nabi yooo
Oooo…Oooo…Oooo…Oooo
Aaaa…yo…ey…yooo
Aaaa…ei…yo…ey…yooo
Aaaa…ei…yo……Ya eeee…Yaaaa
Ya oooo…o…o.oo
Aaaa…ei…yo…Ya Eeee…Ya Aaaa
Ya Oooo…o…o.oo
Aaayooo… ju…unju…ngan
Aaayooo… ju…unju…ngan
Allah….Allah…
Allah….Allah…
Aaayooo…ju…unju…ngan
Aaayooo…ju…unju…ngan
Aaaaa…ei…Allah,
Allahurabbi, rabbihurabbi
Allahurabbi bak tuhan kito Nabi Muhammad
Panghulu kito,
wahai sahabat tolan saudaro
Terjemahan:
(Nabi Allah ya Nabi, pimpinan umat junjungan
kita, Allahu Robbi Tuhan kita Nabi
Muhammad penghulu kita, wahai sahabat
teman saudara kita).Sumber