Talempong adalah salah satu alat musik khas Minangkabau yang kini terdaftar sebagai warisan budaya tak benda nasional.
Alat musik pukul ini kerap dipakai dalam berbagai perayaan adat di Sumatera Barat untuk mengiringi tari-tarian. Tapi tahukah kamu sejak kapan Talempong pertama kali diperkenalkan di tanah Minangkabau?
Profesor emeritus bidang etnomusikologi dari Monash University, Australia, Margaret Joy Kartomi memprediksi, Talempong sudah masuk ke Minangkabau pada abad ke 13. Menurut dia, momen itu bersamaan dengan mulai berkembangnya Islam di Ranah Minang.
Hal itu terungkap dalam laporan penelitiannya berjudul Musical Strata in Sumatera, Java, and Bali yang ia lakukan pada 1998 lalu. Ia menjelaskan, kesenian talempong bersama gong diperkirakan dibawa masuk ke Nusantara oleh para perajin perunggu asal Tonkin, di utara Vietnam.
Suara dari alat musik pukul yang disebut Kartomi telah memikat hati pemimpin Kerajaan Pagaruyung, Raja Adityawarman. Saat itu, Talempong hanya dimainkan untuk menyambut tamu kerajaaan. Kemudian dalam perjalanannya, seni talempong kemudian menjadi simbol, prestise, dan kebesaran dari raja-raja Kerajaan Pagaruyung.
Alat musik talempong terbuat dari campuran tembaga, timah putih dan besi putih berbentuk silinder. Diameternya 17–18 sentimeter dan tinggi 8,5–9 cm dengan ukuran bagian atas dan bawahnya tidak sama.
Ada semacam benjolan atau pencu pada bagian atas alat musik ini dan bagian bawahnya berlubang atau berongga. Ketebalan logam Talempong sendiri berkisar antara 3-4 milimeter. Sepintas, talempong menyerupai aguang (gong besar) atau bonang yaitu gong kecil pada pertunjukan gamelan.
Cara Memainkan Talempong
Cara memainkan Talempong dan gong besar itu pun sama, yakni dipukul memakai tongkat kayu kecil (stick). Kualitas suara yang dihasilkan oleh talempong akan bergantung kepada unsur logam pembentuknya. Semakin banyak kandungan tembaga pada logam alat musik Talempong, maka suaranya pun akan semakin baik.
Talempong dan Minangkabau
Dilansir dari katasumbar.com Talempong telah menyatu dalam kehidupan masyarakat adat di Minangkabau. Pasalnya, alat musik itu kerap dan selalu dimainkan saat acara-acara khusus.
Umumnya Talempong dimainkan bersama alat musik tradisional Minang lainnya, seperti gendang, saluang, dan sarunai. Talempong juga kerap dijadikan panduan tempo dari musik yang sedang dimainkan. Sehingga, Talempong seperti garam dalam masakan, tak lengkap sebuah pertunjukan tari atau acara-acara adat digelar tanpa kehadiran alat musik ini.