Masih ada yang belum tahu jika Rasuna Said itu seorang muslimah? Ya beliau adalah seorang pejuang perempuan, pahlawan, pemikir dari Maninjau, Sumatera Barat, satu kampung dengan Buya Hamka. Pada kesempatan kali ini kita tidak akan bahas tentang sosoknya, namun kita akan ulas rumah Rasuna Said yang masih ada hingga saat ini dipinggiran Danau Maninjau.
Dunsanak bisa membaca ulasan lengkap tentang sosok “Singa Betina” ini di sini!
Sekitar 1,5 km dari Maninjau arah ke Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka. Ayah Rasuna Said adalah H. Muhammad Said, seorang saudagar Maninjau. Rasuna Said lahir tanggal 14 September 1910 (rumah yang jadi mushala ini selesai dibangun tahun 1917).
Mushala Annur HM. Said ini berbeda dengan mushala pada umumnya. Tidak ada ada kubah ataupun atap yang berundak seperti mushala-mushala lain pada umumnya. Bentuk Mushala ini lebih mirip rumah biasa. Apalagi pada saat itu mushala ini terkunci dari luar. Karena mushala ini hanya digunakan saat shalat shubuh, magrib dan isya saja.
Bangunan dua lantai ini berdenah empat persegi panjang dan dibangun memanjang ke belakang. Di bagian fasad bangunan terdapat pedimen (bentuk segitiga yang biasanya terletak di atas pintu, jendela, serta fasad bangunan) yang dibuat dari susunan bilah-bilah kayu dan ditengahnya terdapat sebuah ventilasi berbentuk bulat.
Pada bagian pagar rumah terdapat tahun selesai pembuatan rumah tersebut, tahun 1917. Begitu kita masuk ke pintu rumah terdapat semacam teras kecil dari tembok berubin yang berukuran sekitar 1 meter. Bagian sebelah kanan pintu masuk terdapat tangga kayu (tangga asli rumah) yang menuju lantai atas. Dan sebelah kiri ada undakan tiga atau empat anak tangga ke bawah, ke lantai mushala.
Lantai rumah ini aslinya adalah lantai papan. Tetapi sekarang lantai papannya sudah dicopot. Tanah antara teras dan halaman depan rumah yang berada di pinggir jalan, lebih tinggi dibanding dengan tanah di bagian dalam rumah. Jadi di bawah lantai asli ada kolong yang tingginya kira-kira 2 meter.
Kolong di bawah lantai ini sekarang ditimbun tanah kira-kira setinggi hampir 2/3 bagian. Kolong yang sudah ditimbun ini dijadikan lantai. 1/3 bagian ke arah belakang ruang ruang rumah ini tidak ditimbun. Sehingga ada tangga dari lantai ruang shalat menuju ke bagian dasar kolong dan menuju pintu belakang.
Pintu belakang ini adalah pintu gudang atau kandang yang ada di kolong bawah lantai rumah yang masuknya dari halaman belakang. Pintu bagian belakang yang asli yang menuju halaman belakang dan dapur, masih ada dan tapi terkunci atau dimatikan, dan tangga tembok yang asli yang ada dibelakang pintu juga masih ada dan terlihat kokoh.
Bagian atas rumah, masih terlihat sama dengan bentuk aslinya. Tidak ada yang berubah. Ruangannya kosong melompong, kecuali satu lemari tua yang masih berdiri di dinding ruangan. Kamar-kamar di lantai atas pun juga kosong. Dari kamar atas paling belakang, kita bisa melihat pemandangan ke arah danau walaupun tidak terlalu dekat.
Lantai Satu Rumah Rasuna Said
Berdasarkan bahan penyusunnya, dinding pada lantai satu dibangun menggunakan bahan batu bata yang dilapisi dengan plester kemudian dicat warna putih. Pada masa lampau lantai ruangan dibuat dari papan, namun saat ini sudah diganti menjadi ubin warna putih.
Dilihat dari depan, lantai satu hanya memiliki satu pintu kayu dan satu jendela kayu, sedangkan di bagian samping terdapat dua jendela kayu. Setelah pintu masuk ada dua jenis tangga. Tangga di sebelah kanan pintu masuk adalah tangga naik dari kayu untuk menuju lantai dua, sedangkan di sebelah kiri pintu masuk terdapat tangga dari batu bata yang menuju ke lantai satu.
Jika dilihat dari luar, musala tersebut terlihat hanya terdiri dari dua lantai, namun sebenarnya bangunan ini memiliki kolong yang cukup tinggi, yaitu sekitar 2 meter. Kolong tersebut saat ini sebagian sudah ditimbun dengan bahan masif dan bagian atasnya ditutup dengan keramik putih. Lantai keramik tersebut untuk menggantikan lantai kayu yang sebelumnya. Bagian belakang yang tidak ditimbun diberi tangga yang menghubungkan lantai satu musala dengan bagian dasar kolong. Pada bagian dasar kolong terdapat pintu yang menghubungkan musholla dengan halaman belakang.
Lantai dua yang Kosong
Berbeda dengan lantai satu, dinding lantai dua disusun dengan menggunakan dua jenis bahan, yaitu kayu dan bata. Bagian depan lantai dua dibuat dari susunan bilah-bilah kayu, sedangkan bagian lainnya dibuat dari batu bata yang ditutup plester bercat putih.
Lantai ruangan dibuat dari kayu. Ruangan di lantai dua tampak kosong karena tidak banyak perabot yang disimpan, hanya ada lemari kayu serta dipan. Kamar-kamarnya juga dibiarkan kosong.
Dilihat dari depan, lantai dua terdiri dari enam jendela kaca yang disusun berderet. Selain jendela kaca, juga terdapat satu jendela kayu.
Sebelumnya pernah ada bantuan biaya perawatan rumah dari Garuda Indonesia. Bantuan yang berupa Uang tunai itu dipergunakan untuk mengecor lantai yang sebelumnya masih lantai kayu. Lantai inilah yang sekarang masih bertahan di Rumah Kelahiran Hj. Rasuna Said.
Menurut Miftahuddin (50), tokoh masyarakat setempat mengatakan bangunan itu sudah berulangkali dimanfaatkan masyarakat, pasca kepindahan keluarga besar almarhum Rasuna Said ke Jakarta.
“Sejak keluarga besar Rasuna Said pergi meninggalkan kampung halaman, bangunan bersejarah pahlawan nasional itu sempat dijadikan Asrama Tsanawiyah, Sekolah Taman Kanak-kanak Rasuna Said dan kantor Koperasi BMT Nagari Maninjau,” terangnya di Maninjau, Rabu (28/11/2018).
Bangunan tua itu dibangun 1917 oleh Muhammad Said, salah seorang ulama dan bangsawan di sana. Beliau juga sempat berjuang dengan Haji Abdulkarim Amrullah (ayah Hamka).
Saat ini katanya, lantai satu rumah Rasuna Said itu dijadikan sarana ibadah atau mushalla. Meski sudah dijadikan cagar budaya, pihak keluarga dan masyarakat setempat tidak mau diambil alih sebagai aset pemerintah daerah.
“Kami bersama keluarga besar Rasuna Said memang merencanakan menjadikannya museum kepahlawanan ibunda kami. Pihak keluarga sedang mengumpulkan barang-barang berharga milik Rasuna Said. Sebagai Memorial nilai-nilai kepahlawanan ibunda kami,” tuturnya.
Semoga anak-anak muda Maninjau, dan juga anak muda Ranah Minang, terutama yang wanita tidak hanya bangga dengan pada Bundo rasuna said ini. Tetapi hendaknya juga bisa menyerap semangat perjuangan Bundo Rasuna said dalam pembangunan karakter masyarakat Indonesia yang bersih dan berwibawa. Aamiin.
Sumber NagariManinjau InfoPublik KemdikBud