rendang goes to europe

‘Rendang Goes to Europe’ Acaranya di Bali Pabriknya di Bulgaria, Urang Awak Antara Bangga & Kecewa

Peluncuran proyek ‘Rendang Goes to Europe’ ternyata menuai pro dan kontra. Banyak masyarakat Minang bangga, namun kecewa karena tidak dilibatkan dalam upaya promosi rendang skala internasional ini.

Sandiaga Uno baru saja meluncurkan proyek ‘Rendang Goes to Europe’ di Bali (24/3). Rencananya akan dibangun pabrik rendang di Bulgaria yang mampu memproduksi ratusan kilogram daging rendang untuk dipasarkan ke berbagai negara di Eropa, termasuk Timur Tengah.

Ide ini diinisiasi oleh Dubes RI untuk Bulgaria, Iwan Bogananta. Tentu saja hal ini menjadi kabar baik bagi masyarakat Indonesia karena nantinya rendang bisa lebih dikenal masyarakat asing.

Namun sayangnya beberapa masyarakat Minang tampak kecewa dengan adanya project ini karena tidak ikut digandeng untuk bekerjasama. Padahal sesungguhnya rendang adalah kuliner asli masyarakat Minang yang bahkan sudah menjadi bagian dari tradisi.

Adalah Reno Andam Suri, praktisi kuliner Minang sekaligus penulis buku ‘The Story of Rendang’ yang mengungkapkan perasaan kecewa masyarakat Minang. Lewat unggahan Instagramnya, wanita yang akrab disapa Uni Reno ini membeberkan isi hatinya.

“Pagi ini aku terima DM (Direct Message) tentang launching Rendang Goes to Europe di Bali. Sore ini saat mulai tenang, melihat bagaimana acara ini melukai hati teman-teman komunitas Perendang Minang. Para UMKM yang juga berjuang untuk besarnya Rendang. Ya sudahlah kemarin ada berita berdiri pabrik rendang di Bulgaria.

Uni-uni perendang curhat “Kami bisa apa, tapi apa launchingnya juga harus di Bali?” Bukan menyalahkan masyarakat Bali, nggak ada niat sama sekali. Tapi mempertanyakan pada empunya acara launching, apa daerah asalnya rendang tak terlihat atau tak teringat sama sekali,” beber Uni Reno.

Ia juga menyebutkan bahwa bagi masyarakat Minang, rendang bukan sekadar makanan semata, melainkan juga bagian dari tradisi. Deretan pertanyaan pun terlontar soal rencana pembangunan pabrik rendang di Bulgaria.

Reno Andam Suri

“Dimana posisi perendang Minangkabau? Adakah cerita hebatnya rendang Minang dihadirkan? Malukah bikin launching itu di daerah kelahiran rendang? Kurang bergengsi? Kurang greget? Komunitas Perendang Minang kurang asik diajak kerja bareng?” tanya Uni Reno.

Kepada Detikcom (26/3/2022), Uni Reno kembali menegaskan bahwa rendang dianggap sebagai sesuatu yang istimewa oleh masyarakat Minang.

“Unggahan saya justru ingin bertanya. Dimana sih letak kurangnya hingga acara launchingnya pun diselenggarakan di Bali. Rendang ini terlalu besar jika mau di’gotong’ sendiri. Perlu kerja bersama, jika ada yang tidak mampu kiranya dibimbing bukan ditinggalkan,” kata Uni Reno kepada Detikcom.

Terlepas dari pro dan kontra proyek pabrik rendang ini, Uni Reno mengaku bangga bahwa rendang bisa tampil secara global.

“Bangga, lepas dari pro kontra mengapa pabriknya di Bulgaria, atau bagaimana dukungan pemerintah sendiri untuk diaspora Minangkabau di Eropa yang sudah lebih dulu memasarkan dan memperkenalkan rendang, saya senang rendang bisa tampil,” jelas wanita yang juga memproduksi rendang autentik dengan kemasan modern ‘Rendang Uni Farah’ ini.

Mewakili masyarakat Minang, Uni Reno mengungkapkan kekecewaannya pada lokasi acara launching ‘Rendang Goes to Europe’ yang digelar di Bali.

“Saya awalnya malah nggak tahu ada event launching ini di Bali, tapi lama-lama berpikir juga melihat kegelisahan komunitas perendang Minang yang seperti terlukai. Rasanya kok kurang elok, masih sama-sama Indonesia, daerahnya nggak jauh, tapi kok bikinnya di Bali,” lanjut Uni Reno.

Uni Reno juga mengungkapkan kekecewaannya lantaran pabrik rendang ini tidak menggandeng UMKM Perendang di Sumatera Barat.

“Mengapa tidak memberdayakan UMKM Perendang di Sumatra Barat yang juga berjibaku produksi dan butuh bantuan untuk penjualan serta promosi. Langkah Bapak Duta Besar Iwan Bogananta terasa mencederai perasaan.”

Karena pabrik rendang ini belum beroperasi, Uni Reno berharap nantinya bisa ikut melibatkan para UMKM di Sumatera Barat.

“Libatkan UMKM Perendang, kalau mereka bodoh tolong ajarkan, kalau mereka kurang tanggap tolong bimbing, tapi bukan ditinggal seperti sekarang,” pungkas Uni Reno.

Sandiaga Uno pagi ini tampak menuju Padang. Lewat unggahan instagramnya, ia mengatakan hendak menyampaikan kabar baik pada masyarakat Minang bahwa rendang siap diekspor ke Eropa.

“Pagi ini saya sudah berangkat lagi menuju Padang, Sumatra Barat untuk menyampaikan kabar baik bahwa Rendang sudah siap diekspor ke Eropa. Saya akan menemui para pelaku kuliner yang ada di sana, memastikan mereka siap untuk mengambil peluang ini sehingga tercipta lapangan kerja yang lebih luas lagi,” ujar Sandiaga Uno. dikutip dari detikfood

Related Posts

1 Response
  1. Daiky

    Rencana besar, yg harusnya memberi manfaat besar bagi pelaku kuliner minang. Bang Sandi harus bisa mengawal otentisitas rendang khas urang awak. Jangan sampai tidak ada standar rasa yg jauh berbeda dimanapun rendang dibuat, apalagi bila dibuat pabrikan untuk export, semua harus disiapkn dengan baik.

Leave a Reply