Rahasia Orang Minang Suka Berdagang, Sukses & Kaya Raya

Rahasia Orang Minang Suka Berdagang, Sukses & Kaya Raya

Tak dapat dipungkiri kalau orang Padang atau orang Minang menjadi salah satu suku yang cukup diperbincangkan masyarakat. Dua hal yang dikenal dari mereka adalah kentalnya budaya merantau dan keberhasilan mereka di tanah rantau. Kebanyakan mereka suka berdagang untuk bertahan hidup. Jika melihat pada kesuksesan mereka, ada pola yang sama: pergi merantau, membangun bisnis di perantauan hingga sukses dan kaya raya.

Keberhasilan ini kemudian menimbulkan pertanyaan menarik: Mengapa mereka kerap berdagang dan apa rahasia mereka sukses berdagang di tanah rantau?

Menurut Hendra Cipta dalam Faktor Determinan Jiwa Berwirausaha Pedagang Minang Perantauan (2019), kemunculan jiwa wirausaha ini disebabkan karena faktor budaya yang mendorong mereka untuk merantau. Perlu diketahui, budaya Minangkabau identik dengan konsep matrilineal atau garis keturunan ibu atau pihak perempuan. Maka, berdasarkan konsep ini perempuan memiliki peran penting dalam adat istiadat. Konsekuensinya, para laki-laki merantau ke daerah lain untuk mendapat pengalaman, meningkatkan harga diri, dan meraih status adat.

Niat ini juga selaras dengan lingkungan mereka yang suka berbagai cerita tentang kisah orang sukses. Mengutip buku Manajemen dan Leadership dalam Budaya Minang, sejak muda, orang Minang hampir setiap waktu mendengar kisah sukses cerita perantau. Dari sini mereka termotivasi untuk melakukan hal serupa jika dewasa. Alhasil, banyak pemuda Minang yang tergebu-gebu untuk pergi merantau padahal mereka belum menyelesaikan pendidikan. Semangat tinggi inilah yang kadang membuat mereka merantau dalam jangka waktu tak menentu atau mungkin tidak kembali lagi ke kampung halaman.

Setibanya di tanah rantau mereka melakukan berbagai usaha agar bisa memenuhi impiannya itu. Meski begitu, mengutip Rosmarul Hikmah dalam Etos Kerja Pedagang Perantau Minangkabau dalam Perspektif Nilai Budaya Minangkabau (2003), orang Minangkabau benar-benar selektif dalam memilih pekerjaan di tanah rantau. Mereka lebih menyukai kerja bebas. Dan opsi pekerjaan terbaik adalah berdagang. Lewat berdagang mereka dapat bebas bertindak menjadi tuan rumah atas diri sendiri.

Selama menjalani kehidupan baru mereka sangat berpegang teguh pada ajaran Minangkabau. Sebut salah satunya adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah yang bermenjadikan ajaran Islam sebagai satu satunya landasan dan atau pedoman tata pola perilaku dalam berkehidupan. Selain itu ada pula pepatah Dima Bumi Dipijak, Disinan Langik Dijunjuang yang mengajak tiap orang untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Jika seluruh adat tersebut diterapkan dipercaya akan membuka pintu rezeki.

Dalam proses menjadi sukses mereka juga tak segan menerapkan hidup hemat. Bertambahnya pendapatan tidak membuat mereka menjadi lebih boros. Sebab, mereka punya pandangan kalau dirinya belum sukses, sehingga tidak masalah terlihat miskin ketika merintis usaha. Mungkin ini yang membuat mereka kental dengan stereotip pelit di masyarakat.

Tingkah laku seperti ini juga yang kemudian bertahan lama. Ketika sudah sukses mereka lebih memilih hidup sederhana dan mengalihkan uangnya untuk hal-hal produktif, seperti investasi atau melebarkan sayap bisnis. (Dilansir dari cnbcindonesia.com)

Related Posts

Leave a Reply