putu kambang dari nagari kambang

Putu Kambang, Putu Langka dari Nagari Kambang

Halo dunsanak Sari Bundo, pasti sudah pada tahu dengan panganan yang namanya putu kan ya. Iya, itu lho kue yang warnanya hijau berbentuk lonjong dan biasanya penjual putu punya ciri bunyi yang khas terdengar seperti “tuuuuuttt”. Nah Minangkabau punya putunya sendiri, namanya putu kambang, pada tulisan kali ini kita akan coba membuat kudapan lezat ini ya dunsanak.

Putu memang ada hampir di setiap daerah di Indonesia, namun putu kambang di Sumatera Barat ada khasnya yang membuat ia berbeda dari putu pada umumnya. Baca terus ya. Putu khas Sumatera Barat ini sendiri berasal dari daerah Pesisir Selatan, tepatnya di Kecamatan Lengayang. Kue ini merupakan panganan tradisional dan tentunya kamu bisa temui di pasar tradisional di daerah Lengayang. Jadi jika kamu mencari makanan ini di daerah lain, mungkin akan sedikit kesulitan ya dunsanak.

Tekstur dan sajian Kue Putu Kambang berbeda dari putu-putu yang ada pada biasanya. Dibungkus daun pisang, ukurannya pun bervariasi. Adonannya bercampur beras pulut, kukusan kelapa dibubuhi gula aren atau gula nira enau.

Lha tapi kok namanya putu kambang ya? Seperti kebanyakan nama makanan tradisional yang diambil dari tempat asalnya, ternyata para pembuat putu ini adalah orang-orang yang berasal dari desa atau Nagar Kambang di Pesisir Selatan. Mereka telah berjualan putu ini secara turun temurun. Kebanyakan saat ini penjual putu telah berusia tua dan jumlahnya sedikit sehingga proses penyebaran kudapan ini pun sangat terbatas.

putu kambang
Sumber: Trans Media

Proses Pembuatan Putu Kambang

Putu kambang terbuat dari ketan hitam, gula aren, kelapa dan daun pandan. Semuanya adalah bahan utama untuk membuat makanan tradisional ini.

Adonan tersebut ditaruh dalam wadah berupa baskom kecil. Sebuah kompor minyak sumbu dua puluh empat menjadi alat pemasaknya. Di atasnya bertengger sebuah tabung terbuat dari plat seukuran ember.

Di dalam tabung silinder tersebut, berisi pula empelyr pohon pisang (bagian tengah pohon pisang-red) yang telah dihancurkan. Warnanya hitam dan lembek.

Wadah sederhana ditancapkan dengan bambu berdiameter lima centi meter untuk memasak makanan khas asal Nagari Kambang.

Sebagai warisan nenek moyang yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda putu kambang patut kita lestarikan dan lebih kita sukai lagi. Kudapan ini cocok dimakan sebagai salah satu camilan tinggi energi. Sangat cocok dimakan di dekat pantai ditemani dengan semilir angin pantai yang bergemuruh sejuk.

putu kambang daun pisang
Putu khas Pesisir Selatan dalam balutan daun pisang (Sumbarsatu.com)

Related Posts

Leave a Reply