Pesona Istano yang Dipertuan Koto Rajo, Pasaman

Pesona Istano yang Dipertuan Koto Rajo, Pasaman

Istano yang dipertuan koto rajo, atau yang lebih dikenal dengan Istano Koto Rajo adalah salah satu alternatif objek wisata yang harus dikunjungi. Istano ini terletak diwilayah paling ujung Utara provinsi Sumatera Barat, tepatnya berada di jorong II koto rajo, Nagari Koto Rajo, Kecamatan Rao Utara, kabupaten Pasaman.

Untuk menuju istano ini kita harus menempuh jarak kisaran 13 km dari Pasar Rao dengan kondisi jalan yang lumayan bagus. Pada dasarnya istano ini dibangun sebagai kediaman keluarga besar Rajo Tumangguang dan kini sudah mulai dijadikan sebagai objek wisata bagi masyarakat Pasaman.

Istano ini berbentuk seperti rumah gadang, dengan hiasan ukiran khas minang yang sungguh indah. Tidak hanya di dindingnya tapi juga langit-langit istana. Warna-warni ukiran tersebut ditambah kain-kain hiasan yang berpadu indah membuat kita tak berhenti berdecak kagum.

Pada Minggu (20/1/19) kemaren Rumah Gadang Istano Yang Dipertuan Koto Rajo, diresmikan oleh Gubernur Sumatera Barat yang diwakili oleh Asisten Adm Umum, Drs. Nasri Ahmad dan dihadiri oleh Rajo Alam Pagaruyung M. Fario Thaib Abdullah Fatah beserta rombongan, Pendiri Rumah Gadang Yang di Pertuan Koto Rajo Asmuddin, SH. MH Rajo Katumanggungan, Dalisman, SH. MM Asisten I Bid.

Pemerintahan mewakili Pemerintah Daerah Pasaman, Kapolres Pasaman AKBP. Hasanuddin. SAg. Beserta Waka. Polres Pasaman Kompol Ahmad Yani.SH.Msi, Yang Dipertuan Kinali Asrul, Anggota DPRD Prov. Sabar AS, Ketua DPRD Pasaman Udo Yasri Serta Wakil Ketua DPRD Pasaman Bona Lubis dan Beberapa anggota DPRD Pasaman, Mantan Bupati Pasaman H. Benny Utama, SH.MM, Juga hadir Muspika Rao Utara, Rao dan Rao Selatan. Tokoh Adat, Tokoh masyarakat, Se- Kecamatan Rao Uatara, Para Wali Nagari Se-Kecamatan Rao Utara, para Undangan beserta Masyarakat pengunjung lainnya.

Istano yang dipertuan koto rajo ini dibangun dengan dana pribadi oleh Rajo Tumangguang Asmuddin, SH, MH yang merupakan pucuk adat dan tokoh masyarakat dikoto rajo. “Istano ini dibangun dengan dana pribadi oleh Rajo Tumangguang Asmuddin pada kisaran tahun 2017 lalu, dan saat ini kondisinya sudah mencapai 100 % dan Alhamdulillah sekarang sudah diresmikan,” ujar M. Yunus (29) kepada MinangkabauNews.com.

M. Yunus yang juga merupakan pihak keluarga dari Rajo Tumanggung H. Asmuddin menyampaikan, sejak Istano ini selesai dibangun, bahwa tak sedikit warga yang menjadikan istano ini sebagai ajang untuk berfoto keluarga atau foto kelompok karena Bangunannya eksotis dan indah.

Menurutnya, dari cerita turun temurun, Yunus mengatakan bahwa kisaran Abad 16 Kerajaan Alam Pagaruyung yang di pimpin Oleh Raja Alam Pagaruyung Sulthan Riayat Shah telah menempatkan seorang Raja besar yang menguasai beberapa wilayah besar di daerah Minangkabau yang masih di bawah naungan Daulat Kerajaan Alam Pagaruyung pada saat itu, wilayah tersebut termasuk di dalamnya adalah Kerajaan Tambusai Dalu-dalu, Mangaraja Gordang Mandailing, dan Yang di pertuan Padang Una, dll.

Raja besar yang di maksud itu tidak lain adalah Rajo Tumanggung Al-Izhan yang mendirikan pusat kerajaannya di daerah Pasaman yang di beri nama dengan Daulat yang di pertuan Rajo Tumanggung yang bertempat di Koto Rajo, sebuah kerajaan besar yang menjadi bagian dari sejarah yang tak terpisahkan dari sejarah Koto Rajo itu sendiri.

Namun sayangnya seiring bergulirnya waktu, diikuti pula dengan adanya Penjajah kompeni tentara VOC Belanda yang menjajah hampir seluruh wilayah Nusantara pada kala itu, kerajaan ini pun tinggal sejarah dan menjadi cerita wasiat sekaligus warisan turun temurun kepada anak cucu kemenakan Rajo Tumanggung, dan ini di buktikan dengan adanya “Tambo” atau torombo yang menjadi bukti bahwa sejarah turun temurun itu memang benar adanya. Daulat yang di pertuan Rajo Tumanggung telah lama “Talipek”, bahkan penerus dari gelar Rajo Tumanggung itu sendiri telah sempat lama terputus karena tidak ada penerus selama kurang lebih 40 tahun.

Related Posts

Leave a Reply