Persatuan Pedagang Sate Padang adakan Pasar Sate di Halaman Kantor Dinas Perdagangan di Jalan Khatib Sulaiman Kota Padang, Sumatera Barat, Minggu (17/3/2019), pagi.Banyak pengunjung datang ke acara festival sate.
Kebanyakan pengunjung berasal dari wilayah sekitar Kota Padang yang selesai olahraga di Care Free Day di Khatib Sulaiman. Sebelumnya, festival sate telah pernah terselenggara di Festival Sate Permindo pada tanggal (16/2/2019), di Permindo berlangsung sukses.
Festival Sate Permindo memperkirakan sekitar 1.000 orang hadir pada festival sate tersebut. Omzet pedagang pada festival tersebut tercatat Rp. 18.520.000. Tujuan dari Festival Sate untuk mengambalikan kepercayaan masyarakat terhadap sate halal semakin meningkat meskipun belum lagi normal.
Menurut informasi pedagang sate yang tergabung pada Persatuan Pedagang Sate Padang (PPSP), normalisasi bisnis sate di Padang sudah sekitar 60% menuju keadaan sebelum kejadian Simpang Haru. Sebagai upaya menormalkan kembali bisnis kuliner sate di kota Padang, PPSP yang didukung penuh oleh Dinas Perdagangan Kota Padang.
“Kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sate, meningkatkan pendapatan pedagang sate, dan ikut serta meramaikan Car Free Day Khatib Sulaiman,” ujar Skretaris Persatuan pedagang sate padang, Suci Siltam.
Harga sate yang dijual pada dalam festival ini sekitar Rp 10 ribu satu porsinya, yang terdiri dari tiga daging, dan dua ketupat, ditambah segelas air mineral. “Rencananya, kegiatan ini diikuti sebanyak 17 pedagang. Namun, pedagang yang hadir mengikuti kegiatan Pasar Sate ini hanya 15 pedagang dari wilayah Kota Padang,” katanya.
Yang hadir dalam festival sate di Khatib Sulaiman adalah Sate Kuah Labu, Sate Taichan Padeh, Sate Padeh afw, Sate Sinar Muda, Sate KMS Psrmindo, Sate Danguang-danguang, Sate Padeh Batusangkar, Sate Rima/ACT, Sate KMS Pattimura, Sate Mega, Sate Awak, Sate Bundo Ampang, Sate Thaican Nuna, Sate Ajo Surau Balai, dan Sate Ajo Pampangan.
Dalam kegiatan Pasar Sate ini ada macam-macam rasa satenya. “Kegitan ini akan diadakan lagi, dan akan juga ada ivent-ivent lainnya yang juga akan diadakan,” ujarnya.
Suci Siltami menyebutkan Persatuan Pedagang Sate Padang baru terbentuk, karena adanya keresahan masyarakat akan sate yang tidak halal, dan dibentuklah PPSP pada (28/2/2019) yang lalu. “PPSP difasilitas oleh dinas perdagangan, dan PPSP juga mengadakan rapat di kantor Dinas Perdagangan,” katanya.
Dinas Perdagangan memberikan fasilitas dari tempat acara diadakannya Pasar Sate, tenda untuk bsrjualan, dan fasilitas untuk tempat rapat bagi anggota PPSP. Anggota PPSP sekitar 20 orang yang aktif. “Pasar Sate ini mulai buka dari pukul 06.00 sampai pukul 10.00 WIB, jadi dari pukul enam sudah bisa datang dan membeli sate disini,” katanya.
Melihat ramainya kunjungan kegiatan Festival Sate Permindo beberapa waktu yang lalu, maka festival sate ini akan dijadikan acara rutin. “Dalam perencanaan, karena belum ada kepastian apakah setiap minggu, bulan, atau setiap tahunnya,” katanya.
Suci Siltami mengaku festival sate Permindo lebih ramai karena berlangsung hingga sore hari.
“Esok ini setiap pedagang akan mendapatkan serifikat halal, dan Walikota Padang akan memfasilitasi untuk mendapatkan serifikat halal itu” katanya.
Untuk mendapatkan sertifikat halal tersebut akan dilihat tempat rumah potongnya, karena harus jelas. “Dan, banyak sarat-sarat yang harus diepenuhi untuk mendapatkan seritifikat halal ini,” ujarnya.