Perang Manggopoh, Simbol Perjuangan Masyarakat Minangkabau

Gubernur Sumatera Barat mengajak seluruh lapisan masyarakat, untuk menjadikan peringatan Perang Manggopoh sebagai titik balik untuk mengukur sejauh mana memaknai nilai-nilai dan semangat kejuangan para pelakunya.

Hal tersebut diungkapkan Gubernur Sumatera Barat diwakili Kepala Badan Kesbangpol Sumbar, Nazwir bertindak sebagai Inspektur Upacara memperingati Perang Manggopoh ke-111 di Halaman Kantor Camat Lubuk Basung, Sabtu (15/06).

“Umumnya para pencetus perlawanan terhadap kolonial Belanda dipimpin oleh laki-laki, namun di Manggopoh dipimpin oleh seorang perempuan tangguh bernama Mandeh Siti, “ katanya.

Perang Manggopoh mempunyai keistimewaan sendiri. Setidaknya ada dua hal yang membuat perang ini begitu menonjol yakni, pertama, Perang Manggopoh merupakan bentuk ketidakpuasan masyarakat terhadap pemberlakuan pajak (Belasting) dari pemerintah kolonial Belanda.

“Kita jadikan ini sebagai modal dan motivasi untuk menata kehidupan yang lebih baik. Perang ini juga dapat dijadikan rujukan untuk menjalin kebersamaan dan kesatuan segenap lapisan masyarakat untuk membangun daerah kita ini, ” tegasnya.

Peringatan Perang Manggopoh kali ini mengusung tema, seiring peringatan Perang Manggopoh ke-111 tahun 2019, kita berdayakan potensi nagari sebagai wujud Agam Madani yang berakhlak Islami, upacara tersebut berlangsung khidmat dan lancar.

Pada kesempatan itu, Gubernur Provinsi Sumatera Barat diwakili Kepala Badan Kesbangpol Sumbar, Nazwir bertindak sebagai Inspektur Upacara dan dihadiri Wakil Bupati Agam, Trinda Farhan Satria, Forkopimda Agam, Sekretaris Daerah, Kepala OPD dan tamu undangan lainnya.

Related Posts

Leave a Reply