Proses penantian selama 2,5 tahun, Pasa Ateh, salah satu menjadi ikon perekonomian masyarakat kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar) akhirnya diresmikan, Kamis (18/6/2020).
Untuk Pasa Ateh dibangun kembali dengan menggunakan dana APBN sebesar Rp292 miliar. Pada Oktober 2018, peletakan batu pertama pembangunan kembali Pasa Ateh dilaksanakan dan setelah berjalan satu tahun, Pasa Ateh dengan empat lantai ditambah satu basement itu selesai 100 persen.
Nantinya di awal 2020 untuk operasional Pasa Ateh dapat dilakukan. Namun, hal itu tertunda, karena adanya bencana non alam Covid-19. Akhirnya, Kamis 18 Juni 2020, proses peresmian Pasa Ateh dapat dilaksanakan, meskipun secara virtual.
Direktur Bina Penataan Bangunan, Kementrian PUPR, Diana Kusumastuti, dalam kesempatan itu, membacakan pidato Dirjen Cipta Karya, Danis Hidayat Sumadilaga. Ia menyampaikan, kebakaran Pasa Ateh akhir Oktober 2017 lalu, memang jadi perhatian pemerintah pusat. Sehingga Wapres langsung meninjau lokasi dan kemudian segera melakukan pembahasan untuk tahapan rehabilitasi.
“Pembangunan Pasa Ateh ini, menggunakan dana pusat bersamaan dengan sejumlah pembangunan lainnya di Indonesia. Pekerjaan dimulai sejak Agustus 2018 dan selesai Desember 2019 dengan sistem multiyears,” ujarnya.
Bangunan Pasa Ateh, lanjut Diana, dibangun dengan konsep green building yang ramah lingkungan. Untuk toko di Pasa Ateh berjumlah 835 petak, 811 merupakan kios dan 24 food court.
Luas bangunan Pasa Ateh ini mencapai 39.729 m², dengan fasilitas tambahan berupa area parkir pada bagian basement, untuk kendaraan roda empat dan dua, toilet umum dan difable, mushalla, nursery room, area food court, area terbuka hijau, lift, eskalator dan sarana proteksi kebakaran aktif.
Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias, menyampaikan, terima kasih atas perhatian dan bantuan dari pemerintah pusat sehingga Pasa Ateh dapat kembali berdiri kokoh di pusat kota dan desainnya pun menyatu dengan ikon Bukittinggi, Jam Gadang. Dengan adanya Pasa Ateh, tentu ekonomi masyarakat dapat digerakkan kembali, apalagi setelah ditimpa musibah non alam Covid-19.
“22 Oktober 2018, Pasa Ateh dibangun kembali dan selesai Desember 2019. Saat ini bangunan Pasa Ateh telah berdiri megah. Kami atas nama pemerintah dan masyarakat Bukittinggi, mengucapakn terima kasih pada Menteri PUPR yang telah membangun kembali Pasa Ateh ini. Mulai dari penganggaran hingga berdiri kokoh saat ini. Terkhusus kami ucapkan kepada mantan Wakil Presiden RI, Jussuf Kalla, yang langsung meninjau Pasa Ateh setelah kebakaran dan langsung mengarahkan Kementrian PUPR untuk pembangunan kembali. Kami berterima kasih kepada pemerintah pusat terhadap perhatian kepada Bukittinggi. Kami sadar, pembangunan Pasa Ateh tidak dapat dilaksanakan dengan dana APBD Bukittinggi,” terang Ramlan.
Wako juga menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Sumbar yang juga bergerak cepat membantu Pemko Bukittinggi. Bantuan juga datang dari berbagai pihak, BUMN dan BUMD serta sejumlah organisasi. Terima kasih juga disampaikan pada PT. Abripaya yang telah melaksanakan pembangunan dengan maksimal, sesuai perencanaan.
“Kami akan kelola Pasa Ateh dengan sebaik-baiknya sesuai aturan dari Kementrian. Nantinya juga dianggarkan dana sebesar Rp 6 milyar per tahun untuk pemeliharan Pasa Ateh. Kemudian, untuk penempatan pedagang diprioritaskan kepada pedaganag yang memiliki hak sewa. Nanti kita gunakan sistem sewa murni. Jumlahnya dalam proses pertimbangan dari hasl hitungan KPKNL,” ujar Wako.
Dengan kembali bersitinya Pasa Ateh, InsyaAllah, ekonomi warga dapat kembali ditingkatkan, karena Pasa Ateh menjadi salah satu ikon wisata belanja di Bukittinggi dan Sumbar yang saat ini, desainnya menyatu dengan Jam Gadang.
Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno, juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah pusat dan Jussuf Kalla, yang memberikan perhatian dan dukungan kepada Sumbar, khususnya Kota Bukittinggi. Ini adalah suatu kebanggan bagi Bukittinggi dan masyarakat Minangkabau. Sekarang Pasa Ateh telah dibangun kembali, menjadi kebanggaan bagi warga semua.
“Pasa Ateh menjadi destinasi wusata belanja yang berhadapan dengan Jam Gadang. Saat kebakaran, semua terpukul, namun kepedulian pemerintah pusat, semua dapat terobati dan sekarang Pasa Ateh selesai dibangun dan segera dapat dinikmati masyarakat dan pengunjung. Karena Pasa Ateh dan Jam Gadang ikonnya Kota Bukittinggi,”
Pedagang diharapkan dapat mengikuti aturan dari Pemerintah Kota Bukittinggi. Silahkan ditempati seperti semula, tolong dijaga bersama, tetap ikuti atruan yang dibuat Pemko Bukittinggi serta jalankan protokol covid-19.
Menteri PUPR RI, M. Basoeki Hadimoeljono, diwakili Wamen, Jhon Wempi Wetipo, menyampaikan, Pasa Ateh menjadi tonggak penggerak ekonomi masyarakat Kota Bukittinggi dan memiliki sejarah yang cukup panjang.
“Pasa Ateh sempat mengalami beberapa kali musibah kebakaran. Pasca musibah. Setelah kebakaran terakhir pada Oktober 2017 lalu, Kementrian PUPR mendapat instruksi dari mantan Wapres Jussuf Kalla untuk pembangunan kembali. Semua berjalan lancar sampai saat ini,” ujarnya.
Setelah dibangun kembali, Pasa Ateh dapat menampung 835 kios. Pasa Ateh didesain dengan konsep green building, sehingga nyaman untuk seluruh kalangan dan ramah lingkungan.
“Pedagang nantinya wajib menjalankan protokol Covid-19, agar pasar tidak menjadi episentrum penyebaran covid-19. Kami juga apresiasi terhadap pemerintah provinsi Sumbar dan pemerintah Kota Bukittinggi yang konsentrasi mengawal pembangunan Pasa Ateh. Selamat beraktifitas di Pasa Ateh,” pungkasnya.
Dalam peresmian virtual Pasa Ateh, juga dilakukan langsung penandatanganan penyerahan pengelolaan Pasa Ateh kepada pemerintah Kota Bukittinggi. Perwako akan segera disiapkan untuk pengelolaan Pasa Ateh ini.
Sumber Artikel dan Photo : Covesia.com