Minangkabau hari ini, makin mengkhawatirkan. Karakter dan nilai-nilai dasar yang tertuang dalam ABS-SBK, kian pudar di tengah-tengah masyarakat. Jika 10-20 tahun ke depan tidak ada juga tindakan nyata untuk mengantisipasinya, Minangkabau bisa tinggal nama.
“Etika dan sopan santun sebagai orang Minang, sudah menipis. Penghargaan dan rasa hormat terhadap ninik mamak, kian bekurang. Cuek, rasa malu makin hilang. Minangkabau dalam bahaya besar,” kata Ketua Gebu Minang Sumbar H Boy Lestari Dt Palindih kepada Haluan di Padang, Selasa (17/7).
Sebetulnya, kata Dt Palindih, kerisauan ini sudah berlangsung lama dan dirasakan banyak tokoh dan kalangan. Berbagai solusi dan wacana untuk menjaga eksistensi Minangkabau ini pun, sudah tidak terhitung. Persoalannya adalah, nyaris tidak ada tindakan nyata. Jika ada, gerakkannya sangat lamban sekali.
“Sementara dampak negatif sudah makin nyata. Ribuan anak kemenakan kita terlibat LGBT. Puluhan bahkan ratusan ribu generasi muda kita, korban narkoba. Kasus asusila, meningkat. Angka perceraian, melonjak. Saya kira, ini baru sebagian fakta dampak dari menipisnya nilai-nilai adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah (ABS-SBK) di tengah-tengah masyarakat,” kata Ketua Majelis Zikir Babussalam ini.
Lalu, siapakah yang bertanggung jawab untuk mencegah degradasi keminangkabauan, hari ini? Menurut Boy Lestari Dt Palindih, semua orang yang mengaku orang Minang, baik di kampung maupun di rantau, bertanggung jawab. Apakah mereka berada di pemerintahan, di legislatif, di yudikatif atau apapun posisinya, selagi dia orang Minang, punya tanggung jawab mencarikan solusinya.
Dalam peran dan posisi itulah, Gebu Minang yang akan melaksanakan silaturahmi dan Rakerda Jumat depan, menawarkan program nyata yang meliputi bidang ekonomi, adat, budaya dan agama.
“Dalam silaturahmi dan Rakerda seluruh pengurus Gebu Minang seluruh kota dan kabupaten, kita akan matangkan program nyata untuk menjaga keutuhan Minangkabau ke depan,” kata Dt Palindih.
Ketua Panitia Pelaksana Acara Halal Bihalal dan Rakerda I Gebu Minang, Suhermanto Raza mengatakan, kegiatan yang akan berlangsung 20-21 Juli dibuka oleh Ketua Umum Gebu Minang Osman Sapta Oedang (OSO) dan dihadiri seluruh DPD Gebu Minang kota dan kabupaten se-Sumatera Barat.
“Ada dua tujuan utama dalam silaturahmi dan Rakerda nanti. Pertama konsolidasi dan kedua program kerja nyata yang bisa dilaksanakan oleh kepengurusan Gebu Minang,” ujar Suhermanto.
Memperkuat tujuan ke depan, panitia juga mengundang semua pemangku kepentingan yang ada di daerah ini, LKAAM, MUI, Bundo Kanduang, Ormas, Perguruan Tinggi dan pakar ekonomi antara lain Prof Yusri dan pakar budaya Prof Agustina. haluan