bubur kampiun padang

Nikmatnya Buka Puasa Dengan Bubur Kampiun Padang & Ini Sejarah Uniknya Sob!

Ramadhan telah tiba, saatnya umat muslim berpuasa. Di Sumatera Barat, masyarakatnya mayoritas menganut agama Islam, bahkan ada sebuah terkadang di antara masyarakat minang sering mengatakan, jika bukan Islam, maka penduduk di provinsi itu bisa dipastikan bukan suku minang. Di lain tempat, warga asli minang akan diasingkan dari kesukuan jika ia murtad atau keluar dari agama Islam.

Ketika puasa tiba, selain masjid-masjid ramai dengan aktifitas seperti ceramah, dan tadarus, di sisi lain ada ekonomi pasar yang sedang bergerak, yaitu menjamurnya para penjual jajanan pasar untuk berbuka puasa pada sore hari. Masyarakat biasanya akan membeli jajanan untuk berbuka keluarganya di rumah atau teman-teman sejawat ketika menjelang waktu maghrib tiba. Di Jakarta sendiri istilah ini disebut dengan ngabuburit, tapi di Sumatera Barat tidak ada istilah seperti itu, paling istilah yang digunakan adalah ‘buko basamo’.

Nah kita akan ulas salah satu jajanan yang laris manis di Sumatera Barat, ketika sore hari di bulan Ramadhan. Panganan tersebut adalah bubur kampiun padang. Jika makanan minang identik dengan warna cabai yang merah menyala, santan yang banyak dan rasa pedas yang membuat keringat mengucur, tapi kuliner yang satu ini sepertinya berbanding terbalik. Bubur kampiun memiliki rasa gurih yang manis.

Bubur Kampiun Padang

Bubur kampiun padang merupakan campuran kolak pisang, kolak ubi, bubur sumsum, bubur candil, bubur ketan hitam dan ketan putih. Semua tersaji dalam satu mangkok siap santap dan pasti akan membuat dahaga terlepas serta lapar hilang seketika dari perut Anda.

Anda tahu sejarahnya bubur kampiun padang ini? Dikisahkan dulu, bubur ini merupakan ciptaan seorang nenek penjual aneka bubur. Kala itu sekitar tahun 60’an diadakan lomba membuat bubur. Sang nenek kemudian mencampur semua bubur yang biasa dijualnya dan menamakan bubur tersebut dengan nama bubur kampiun. Bekas-bekas penjajahan Eropa di Sumatera Barat masih menyatu dengan bahasa masyarakat setempat kala itu. Kampiun merupakan serapan kata dari champion yang artinya pemenang pada lomba yang sedang diikuti sang nenek.

Rasanya tentu saja bisa ditebak. Enak, lezat, manis, gurih, mengenyangkan, meleleh dilidah, dan pasti membuat Anda ketagihan. Di Sumatera Barat, saat sore menjelang berbuka banyak yang menjual bubur kampiun ini sebagai santapan berbuka. Di Jakarta sebenarnya juga ada beberapa tempat yang menjual bubur kampiun. Jika Anda ingin membuatnya sendiri tentu juga bisa, karena pada dasarnya bubur kampiun hanyalah campuran dari beberapa bubur umum. Resep bubur kampiun akan kami ulas pada artikel esok hari.

Cobalah nikmati bubur kampiun padang untuk teman berbuka pada bulan penuh berkah ini. Bukankah kita umat Islam disunnahkan berbuka dengan yang manis?

Related Posts

2 Responses
  1. Novia

    Dear Sari Bundo,

    Saya mau tanya apakah kalian besok buka?

    Karena saya mau pesan nasi kotak 40 untuk besok pagi

    Tolong contact saya di 083891217612

    1. creator

      kami tidak buka tapi tetap bisa melayani pemesanan, untuk kontak sebaiknya ke Facebook mba yang quick response, sedangkan di website kami agak slow respon, maafff 🙁

Leave a Reply