Nasi Kapau, Menu Istimewa Ranah Minang

Nasi Kapau, Menu Istimewa Ranah Minang

Setelah publik kenal rendang makanan terenak di dunia versi CNN, salah satu masakan Minang enak, nasi kapau.
Makanan asal Nagari Kapau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat itu sudah berbagai kalangan pemburu kuliner cicipi Nasi kapau menu istimewa terdiri nasi, sambal, dan lauk pauk khas, yaitu gulai cubadak (nangka), gulai cangcang (tulang dan daging sapi), gulai babek (bagian perut sapi) dan gulai tunjang (kulit, urat daging sapi). Lauk lainnya dendeng balado, dendeng lado hijau, randang, gulai ikan, goreng belut dan goreng ayam.

Namun yang paling utama gulai tambunsu, yaitu campuran telur dan tahu yang masuk ke dalam usus sapi sehingga menghasilkan rasa gurih. Jika hendak mencicipi nasi kapau, siapa pun bisa berkunjung ke Los Lambuang di Kota Bukittinggi persis berada di tengah-tengah Pasar Lereng dan Pasar Putih. Los Lambuang, tempat berkumpulnya para pedagang yang menyediakan makanan mengisi perut atau lambung, khususnya nasi kapau itu telah ada sejak tahun 1988, yang sebelumnya los daging dan sempat pula menjadi los maco.

Sejak pagi pedagang nasi kapau siap dengan aneka ragam lauk di atas meja panjang bertingkat. Mereka siap melayani setiap orang yang hendak menyantap nasi yang tersajikan melanjung dengan berbagai macam sambal.
Uniknya, pedagang menggunakan sendok bertangkai kayu panjang dengan ujung tempurung mengambil sambal yang telah ditata di atas piring pelanggan yang ingin makan.

“Masuak lah ni, masuak lah ni,” Demikian sapaan khas pedagang yang sebagian besar perempuan itu mengajak calon pembeli mencicipi hidangannya, yang artinya “Silahkan masuk uni (kakak perempuan).”

Saat ini terdapat delapan kedai nasi kapau di Los Lambung tersebut yang masing-masing hanya terbatasi dinding bambu bercat biru setinggi pinggang orang dewasa dan kain putih dengan tali rafia penutup bagian atasnya. Di tiap kedai terdapat papan nama masing-masing kedai mulai Hj Ana, Hj Mes, Uni Lis, Ni Lis, Hj Sam, Linda, Uni I dan Ni Nita yang menyajikan berbagai macam sambal. Semuanya terlihat sama, namun mempunyai cita rasa tersendiri karena olahan pribadi.

Tia (35), salah seorang penjual nasi kapau mengatakan tidak ada persaingan antarpedagang karena makanan yang terjual sama, harga satu dan lainnya tidak jauh berbeda, hanya saja cita rasa masing-masing mempunyai ciri khas.
“Kami sama-sama berjualan nasi kapau untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Setiap orang juga sudah ada rezekinya masing-masing, jadi tidak perlu merasa bersaing,” ujar dia.

Penjual yang telah sekitar satu tahun lebih di Los Lambuang itu mengaku pendapatannya tidak menentu, karena penjualan kadang sepi dan kadang ramai.

“Pengunjung biasanya ramai saat Hari Raya dan hari libur termasuk Minggu, untuk hari lainnya tidak menentu bahkan sangat sepi,” jelas dia.

Sementara penjual nasi kapau lainnya, Lis (47) mengatakan terdapat 12 macam lauk doi kedainya setiap hari, diantaranya ikan gulai, ikan batalua, tambunsu, rendang ayam, tunjang, usus, dendeng, baluik, ayam gulai, ayam balado, ayam bumbu. Keunikan nasi kapau dibandingkan nasi lainnya karena banyaknya lauk di piring. Walaupun pelanggan minta makan dengan ayam gulai, nanti akan mendaat dendeng sedikit, bumbu rendang, ayam bumbu dan beragam sayur sehingga satu piring makan bisa penuh dan melanjung.

Nasi Kapau Uni Lis

Lis menggungkapkan kata kapau sebenarnya berasal dari nama salah satu daerah di Kabupaten Agam yang terkenal dengan penyajian sayur yang bercampur-campur.

“Kalau rumah makan biasanya memberikan satu macam sayur yang direbus, sedangkan nasi kapau diberi bermacam sayur mulai dari pucuk ubi rebus, lobak yang digulai dengan nangka, rebung dan sebagainya,” terang dia.

Pemilik kedai yang telah berjualan turun temurun ini menjual nasi kapau seharga Rp25.000 per porsi saat makan di tempat dan Rp27.000 saat terbungkus.

Perbedaan harga terjadi di setiap penjual nasi kapau dengan perbedaan Rp1.000 hingga Rp2.000 antara makan di tempat dengan bungkus karena porsi nasi yang terbungkus lebih banyak. Jika pengunjung sedang ramai, ia bisa menjual nasi kapau hingga 30 kilogram beras per hari dengan omzet bisa mencapai Rp10 juta.

Selain berjualan nasi kapau, beberapa pedagang di Los Lambuang juga menjual jenis makanan lainnya seperti katupek kapau, katupek pical, soto dan cindua langkok yang berisi lopis, cendol dan emping.

Salah seorang penikmat nasi kapau, Amsuis (49) mengaku selalu menikmati nasi kapau setiap berkunjung ke Kota Bukittinggi karena makanan tersebut mengandung lebih banyak protein dan aneka lauk sesuai selera.

“Nasi kapau itu berbeda dengan nasi yang biasa dikonsumsi karena rasanya lebih gurih dan sesuai selera. Untuk nasi kapau menu favorit di Los Lambuang biasanya tambunsu dan tunjang, namun saya lebih suka dendengnya karena renyah,” kata dia.

Pelanggan lainnya Suti (39) tidak jauh berbeda karena selalu menyempatkan diri khusus untuk menikmati nasi kapau di Los Lambuang saat berkunjung ke kota wisata tersebut. sumber

Related Posts

7 Responses
  1. Alex Moelyadi

    nasi kapau uni lis Bukit Tinggi adalah resto Minang yang sangat tidak disarankan sekarang, sangat mahal, rasa biasa saja dan pelayanan buruk. Kasirnya menyebalkan, menghitung seenaknya, diminta kwitansi dan perincian harga karena saking mahalnya malah cemberut. Dendengnya sekeras kayu triplek! Masih ada ribuan resto Minang yang jauh lebih enak, jauh lebih murah dan jauh lebih menyenangkan! Kunjungan tanggal 16 Agustus 2016 adalah kunjungan terakhir seumur hidup saya sekeluarga!

  2. Name*

    Makanya jualan kuliner itu pasang tarif …!!! Supayo suai jo adat basandi sarak sarak basandi kitabullah. Pembeli juga salah… sudah jelas tak bertarif… main pesan makan minum sajo… rasolah dieksekusinyo… makonyo jan namuh jo budaya jualan macam itu…

  3. Name*

    Apa ruginya pasang tarif… misalnya sera 25.000… atau dirinci… dengan bertarif pengunjung tak niatan beli jadi beli… ada indikasi mental todong penjual kuliner yang tak bertatif itu…. yg jelad TIDAK JUJUR TIDAK SPORTIF TIDAK PROFESIONAL… Halalkah meraup rejeki dengan cara macam itu…???

  4. Name*

    Nilai positif budaya jualan nadi kapau adalah: KULINER YG DISUGUHKAN KEPADA PELANGGAN TIDAK ADA YG BOLAK BALIK, KAYAK BUDAYA HIDANGAN… Budaya hidangan rentan kontaminan oleh budaya makan pelanggan.

  5. Name*

    Budaya rumah makan hidangan, banyak mudaratnya daripada manfaatnya…. hal ini terabaikan, baik oleh konsumen maupun pegusaha rumah makan… ada 13 mudaratnya yg saya amati…

Leave a Reply