SARIBUNDO.BIZ – Berada pada ketinggian 500m hingga 1700m diatas permukaan laut, Solok Selatan adalah salah satu wilayah di Provinsi Sumatra Barat yang paling kaya akan sungai – sungai berarus deras dan berair terjun sehingga sering disebut negeri seribu sungai. Julukan negeri seribu sungai ini membuatnya menjadi magnet baru bagi petualangan kayak setelah 8 kayaker mengeksplorasi wilayah yang kaya Sungai-sungai deras itu.
Inilah yang membuat tiga pihak yang terpaut jauh secara geografis bersatu dalam sebuah misi eksplorasi kayak arus deras untuk pertama kalinya di wilayah yang kerap disebut Negeri Seribu Rumah Gadang.
Ketiga pihak itu adalah tim kayaker Indonesia yang tergabung dalam Komunitas Kayak Tirtaset – A, tim kayaker Afrika Selatan (Afsel) dan Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Solok Selatan.
Tim Tirtaset – A terdiri dari empat orang kayaker, yakni Puji Haryanto, Sigit Setiyanto dan Agus Hermansah. Tim Afsel terdiri dari Celliers Krueger, CEO Fluid Kayaks, produsen kayak nomor tiga terbesar di dunia, Direktur Gravity Adventure Group Andrew Kellet, Direktur Whitewater training, Safety & Rescue Hugh du Perez, dan fotografer serta penulis portal berita kayak paling berpengaruh di dunia Playak.com Adrian Tregoning.
Dengan dukungan dari Disbudparpora di bawah kepemimpinan Dr Yul Amri, delapan anggota ini menjadi sebuah tim kayaker yang bahu membahu menembus jeram jeram sungai curan di tengah keterpencilan dan kelebatan hutan negeri seribu sungai yang masih perawan.
Lima Sungai
Sesungguhnya ada lebih dari 70 sungai yang diidentifikasi oleh Disbudparpora Solok Selatan. Namun mengingat keterbatasan waktu, hanya lima sungai yang berhasil dieksplorasi, yakni Sungai Liki, Sungai Sangir, Sungai Lambai, Sungai Blangir dan Sungai Bangko.
Di Sungai Batang Liki, kami mengarungi jalur sepanjang kurang lebih 30 km yang terbagi dalam 3 ruas pengarungan atau trip, masing masing adalah Sungai Batang Liki atas atau Upper Liki, sepanjang kurang lebih 10 km. Sungai Batang Liki Tengah atau Middle Liki sepanjang kurang lebih 7 km, dan sungai Batang Liki bagian bawah atau lower Liki sepanjang 13 km.
Sungai Liki bagian atas atau Upper Liki adalah sungai jenis creek atau sungai gunung dengan tingkat kecuraman menukik banyak kelokan berbatu yang membutuhkan kemampuan manuver tinggi dalam pengarungan. Sungai yang membuat empat kayaker Afsel menikmati buaian adrenalin adalah Batang Sangir. Dengan ruas pengarungan sepanjang kurang lebih 21 km, kami membagi pengarungan sungai ini dalam dua ruas trip, yakti upper Sangir sepanjang 8 km dan lower Sangir sepanjang 13 km.
Seperti kebanyakan sungai di Solok Selatan, Sangir adalah sungai gunung, Ia memiliki tingkat kesulitan grade 2 hingga 4. Debit airnya melimpah disuplai dari danau di atas Gunung Kerinci. Hutan tropis di kiri kanan sungai masih sangat lebat.
Sungai ini menawarkan jeram besar, hole atau lubang air yang menyedot dan halangan batu dan pohon tumbang menuntut kayaker bermanuver dengan baik.
Kemampuan eskimo roll yang stabil atau membalikkan kayak yang terbalik ke posisi semula tanpa keluar dari kayak menjadi keharusan.
Sejarah
Di sungai Blangir, Sigit sempat terperangkap di bawah air selama beberapa detik setelah terjun dari turunan setinggi empat meter. Beruntung Hugh du Perez sigap dan memberikan pertolongan. Untuk mengenang peristiwa itu sekaligus sebagai ucapan terima kasih, saya sekarang memanggil Hugh dengan sebutan ayah kata Sigit.
Di Batang Bangko tim menikmati sungai dengan keasrian alam. Arus berjalan pelan. Turunan demi turunan saling terpaut jauh dengan ketinggian 2 sampai 4 meter.
Di Sungai Lambai sejarah tercatat. Dua anggota tim dengan kompetensi kayaking paling tinggi dalam tim, yakni Andrew Kellet dan Hugh du Perez, menerjuni Empat Tangsi, air terjun dua tingkat dengan berketinggian sekitar 35meter.
Mereka terjun dari tignkat kedua yang berketinggian sekitar 20 meter! Dalam percaturan kayaking ekstrim internasional, itu sebuah kelaziman. Tetapi untuk sejarah kayaking Indonesia yang masih “bayi”, penerjunan Andrew dan Hugh adalah rekor bersejarah.
Semua anggota tim merasa sangat bersyukur dan excited bertualang di wilayah yang begitu kaya sungai-sungai nan menantang.
Tidak keliru bila Nofrins Napilus, seorang tokoh pariwisata Sumbar yang aktif mendukung kegiatan pionir ini memberi julukan baru untuk Solok Selatan: “Negeri Seribu Sungai”.