Menikmati Sate Tulang Ayam Khas Daerah Selatan Minangkabau

Kuliner di Ranah Minangkabau, memiliki sejuta rasa. Daerah yang berjejer sepanjang pantai dan samudera serta dikelilingi bukit barisan, menyimpan rasa-rasa kuliner yang mengejutkan.

Seperti yang ada di daerah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tepatnya di Kecamatan Sutera, banyak masyarakat yang menjual kuliner sate.

Kalau bicara sate, merupakan makanan yang cukup banyak dijual di berbagai daerah di Minangkabau. Tapi di Sutera, ada sate yang memiliki rasa yang beda dari sate yang lainnya, yakni sate tulang ayam.

Untuk sate ini, dari namanya memang terbilang unik yaitu sate tulang ayam. Sebenarnya sate tulang ayam, bukanlah tulang belulang yang disate dan dikunyah, melainkan sate ayam sebagai bahan utama, lalu tulang – tulang ayam yang telah diambil dagingnya itu, dimasukkan ke dalam kuah sate.

Inal, salah seorang penjual sate di Pasar Surantih Sutera, mengatakan, di kawasan Kecamatan Sutera pada umumnya sate yang dijual merupakan sate ayam.

Berbeda dengan sate yang ada di Kota Pariaman dimana daging sate menggunakan daging sapi. Hal ini juga menjaga sate khas daerah Surantih, karena hanya ada di Sutera saja.

“Sate yang kita jual ini kaya akan rasa kacang, bawang goreng, dan mengutamakan rasa pedas. Sedangkan daging ayamnya kita rebus terlebih dahulu dengan bumbu, agar daging ayam yang disate tidak amis dan lezat saat dicampur dengan kuah sate,” katanya, Sabtu (8/6/2019).

Nah, ayam yang telah direbus dengan bumbu itu, dikupas sedikit demi sedikit untuk bisa dibuat sate. Nanti akan banyak tulang-tulang yang memiliki sisa daging, seperti di bagian sayap, punggung, leher, dan pahanya. Tulang-tulang itu kembali dimasukkan ke dalam wadah yang ada kuah satenya.

Di Surantih, bagi yang membeli sate ayam ini, untuk menikmati tulangnya tidak perlu dibeli. Cukup pesan sate seporsi dan tinggal diminta, mau tulang atau tidak. Biasanya bagi pembeli, lebih suka mencicipi tulang ayam itu, ketika ketupat dan sate telah habis dimakan.

Kuah sate yang memiliki kacang dan taburan goreng bawang, membuat sensasi makan sate tulang ayam semakin lezat.

“Kalau bicara cara membuatnya, cukup sederhana saja, ya hampir sama dengan membuat sate pada umumnya. Tapi yang membedakan di sini, kaya dengan kacang dan bawang goreng,” ujarnya.

Selanjutnya untuk harga per porsi beragam, untuk satu porsi hanya Rp10.000 dan setengah porsi Rp5.000, untuk kedua porsi ini jika diminta untuk diberi tulang, maka tidak ada perbedaan, karena tulang ayam diberi secara gratis. Namun mengingat sensasi lezat menikmati sate ayam itu menakjubkan, cukup banyak yang memesan tulangnya.

“Untuk menjual sate ini ayam yang dihabiskan mencapai 4 ekor per harinya. Seluruh tulang tulangnya dimasukkan ke dalam wadah kuah sate yang telah masak dan telah ditaburi kacang dan bawang goreng,” jelasnya.

Inal menyatakan hampir sebagian besar penjualan sate di Sutera melakukan hal yang sama yakni turut memberikan sensasi makan sate dengan tulang ayam yang masih dibaluti sisa-sisa daging yang telah dipotong-potong untuk daging sate.

“Hanya di sini saja yang begitu untuk jual sate ayamnya, yang lain tidak ada. Di sini murah lezat dan memuaskan pula,” ucapnya.

Setidaknya ada sekira ratusan pedagang sate yang ada di kawasan Sutera. Keberadaan sate tulang ayam sendiri, telah ada di daerah itu semenjak puluhan tahun yang lalu.

Bermula dari satu orang pedagang, berkembang dan terus tumbuh pedagang sate yang baru, membuat daerah Sutera dibanjiri berdagang sate.

Related Posts

Leave a Reply