Mengenal Ragam Baju Pengantin Adat Minangkabau

Pakaian pengantin tradisional Indonesia ada banyak ragamnya, sesuai adat budaya di tiap wilayah. Di Sumatera, sebagian besar wilayah memiliki baju tradisional dengan hiasan kepala sunting untuk mempelai wanita. Salah satunya adalah adat Minangkabau.

Yuk, simak ragam busana pengantin tradisional adat Minangkabau di bawah ini! Gak harus pakai sunting, ada busana adat Koto Gadang dengan hiasan kepala berbeda.

Busana pengantin Padang Pesisir

Busana pengantin adat Minang yang kini paling banyak digunakan adalah adat Padang Pesisir. Ciri khas busana ini adalah hiasan kepala berupa sunting atau disebut juga suntiang, yang dikenakan mempelai wanita.

Baju atasan mempelai wanita menggunakan kebaya panjang berkancing belakang, kemudian bawahannya berupa kain songket atau tenun. Warna yang biasa digunakan adalah merah, emas, kuning, dan hijau.

Busana pengantin pria adat Padang Pesisir

Untuk mempelai pria yang mengenakan adat Padang Pesisir, atasannya berupa jas dengan tiga kancing di bawah leher. Kancing ini tidak menutupi seluruh bagian tubuh atas, hanya sebatas dada saja. Bagian dalamnya dilapisi kemeja.

Bawahannya berupa celana bahan dengan hiasan kain sandang yang dililitkan di pinggang. Kemudian, penutup kepalanya bernama deta atau destar. Busana adat Padang Pesisir kini banyak modifikasinya. Penutup kepala mempelai pria gak wajib dipakai dan model kebaya untuk pengantin wanitanya kian beragam.

Jenis-jenis sunting

Sunting atau suntiang adalah bagian paling menarik dari busana adat Padang Pesisir. Hiasan kepala yang dikenakan mempelai wanita ini berukuran besar dan tinggi. Biasanya, bercorak perak atau keemasan.

Ada dua jenis sunting, yaitu suntiang gadang yang berukuran besar dan suntiang ketek yang berukuran kecil. Pada gambar di atas, Intan Aletrino, Puteri Indonesia Pariwisata 2016, mengenakan suntiang gadang di hari pernikahannya.

Mitosnya, berat sunting yang dikenakan mempelai wanita melambangkan kesiapannya menjalani rumah tangga. Makin berat sunting yang digunakan, maka makin mantap kesiapannya.

Busana pengantin pria adat Koto Gadang

Selain busana adat Padang Pesisir, adat Koto Gadang juga banyak diminati. Model busananya lebih tertutup dan mempelai wanitanya gak mengenakan sunting.

Untuk mempelai pria, hiasan kepala deta sama dengan adat Padang Pesisir. Busana bagian atasnya menggunakan baju penghulu berkerah V. Sementara bagian bawahnya menggunakan sarawa atau yang sering disebut juga dengan celana penghulu.

Di bagian atas dilengkapi hiasan sasampiang, selendang merah dengan hiasan rajutan benang yang biasanya berwarna emas. Kemudian di bagian pinggang dihiasi kain sandang dan ikat pinggang berbahan sutra bernama cawek.

Aksesoris lain yang biasanya dikenakan adalah semacam keris di bagian pinggang dan tongkat kayu untuk dipegang.

Busana pengantin wanita adat Koto Gadang

Berbeda dengan adat Padang Pesisir, pada baju pengantin wanita adat Koto Gadang bagian atasnya, bukan kebaya melainkan baju kurung berbahan beludru. Sementara bagian bawahnya, sama-sama mengenakan kain songket atau tenun.

Hiasan kepalanya berupa tikuluak talakuang atau bisa juga disebut tengkuluk talakuang. Kain persegi yang bentuknya menyerupai kerudung, dengan hiasan rajut atau bordir warna keemasan.

Nah, itu dia dua model busana pengantin adat Minangkabau yang populer digunakan hingga saat ini. Model mana yang menurutmu menarik? Sumber

Related Posts

Leave a Reply