APA itu Inyiak Balang? Tanah Sumatera memiliki banyak kisah unik dan menarik yang perlu Anda ketahui. Salah satunya adalah mengenai Inyiak Balang. Inyiak Balang sendiri merupakan sebuah sosok yang dihormati oleh masyarakat Minangkabau, Sumatera Barat. Bagi yang bukan masyarakat Minangkabau mungkin masih asing dengan sebutan Inyiak Balang.
Lantas, apa itu Inyiak Balang dan seperti apa mitosnya? Simak penjelasannya berikut ini.
Pengertian Inyiak Balang?
Inyiak Balang merupakan nama yang diberikan oleh masyarakat Minangkabau kepada harimau Sumatera atau Panthera Tigris Sumatrae. Pasalnya, masyarakat Minangkabau mempercayai jika harimau Sumatera bukanlah sosok yang hewan buas biasa. Inyiak sendiri memiliki arti kakek atau bapak.
Ada kepercayaan yang berkembang di tengah masyarakat Minangkabau yang menyebabkan harimau menjadi seekor hewan yang dihormati. Dilansir dari Okezone.com, Inyiak Balang dianggap sebagai sosok yang menjaga hutan dan penjaga orang Minangkabau yang tengah merantau ke luar kota.
Sebagai penjaga hutan, Inyiak Balang divisualisasikan sebagai siluman setengah manusia dan setengah harimau. Namun ada juga yang beranggapan jika Inyiak Balang adalah manusia yang belajar ilmu sakti agar bisa menjelma menjadi harimau.
Versi lain menyebutkan jika Inyiak Balang merupakan sosok yang sejak dulu dipercaya bisa berkomuniaksi baik dengan manusia maupun harimau. Konon, di masa lalu Inyiak Balang menjadi jembatan agar manusia dan harimau tidak saling menyerang.
Sedangkan kepercayaan lain menganggap jika Inyiak Balang adalah sosok yang menjaga orang Minang yang tengah merantau. Tentunya tidak semua orang Minangkabau bisa melihat sosok Inyiak Balang.
Meski kerap dianggap sebagai makhluk siluman, namun Inyiak Balang yang tinggal di hutan ini memiliki peran dalam menjaga keseimbangan hutan agar tidak diganggu oleh manusia. Bahkan sosok tersebut kerap membantu manusia yang terserat di hutan. Dengan catatan manusia tersebut tidak sedang berbuat kejahatan.
Saat ini, penghormatan pada Inyiak Balang yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau dan masyarakat lain di wilayah Sumatera rupanya dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam konservasi Sumber Daya Alam (SDA) sebagai wadah pengingat untuk senantiasa menjaga keberlangsungan kehidupan harimau Sumatera yang kini terancam punah karena populasinya semakin menurun.