Menelusuri Sejarah Rumah Adat Minangkabau

Saat kita berkunjung ke daerah Sumatera Barat, pasti akan menemukan perbedaan mencolok dari sisi arsitektur bangunannya. Ya, masyarakat Minangkabau memang memiliki rumah khas yang disebut Rumah Gadang. Rumah ini memiliki desain unik sehingga menambah kekayaan dan keunikan budaya Indonesia.

Keberadaan Rumah Gadang menjadi makin terkenal lagi setelah perantau mempopulerkan atap Rumah Gadang pada rumah makan Padang yang tersebar di berbagai kota-kota besar. Nah, penasaran apa saja fakta menarik seputar Rumah Gadang?
Fakta Tentang Rumah Gadang, Berikut ini pembahasannya :

Asal Usul Rumah Gadang
Seperti warisan budaya lainnya, Rumah Gadang pun memiliki legenda dan maknanya tersendiri. Bagian paling mencolok dari rumah gadang adalah atapnya yang berbentuk tanduk runcing. Kabarnya sih, bentuk tanduk kerbau tersebut merupakan simbol kemenangan adu kerbau raja Minangkabau melawan kerbau raja di Jawa. Sejak saat itu, tanduk kerbau menjadi penanda kejayaan Minangkabau.

Selain cerita tersebut, versi lain menyebutkan kalau atap berbentuk tanduk di Rumah Gadang terinspirasi dari bentuk kapal “Lancang” yang melintasi Sungai Kampar. Saat tiba di muara sungai, kapal diangkat ke daratan dan diberikan atap dengan menggunakan tiang layar yang diikat dengan tali. Namun karena bebannya berat, maka tiang pun menjadi miring dan melengkung yang serupa dengan gojong (bagian lancip di atap Rumah Gadang). Nah, akhirnya, kapal pun berubah fungsi menjadi Rumah Gadang yang kini menjadi kediaman bagi orang-orang Minang.

Arsitektur Rumah Gadang
Pernah melihat uang koin Rp100 keluaran Bank Indonesia yang menampilkan Rumah Gadang? Kalau diperhatikan, rumah khas Minang itu memang punya desain dan arsitektur yang luar biasa, ya. Bentuknya segi empat dan tidak simetris dengan desain yang agak miring ke luar. Bentuk yang tidak tegak lurus itu ternyata karena kondisi alam wilayah Sumatera Barat yang sebagian besar merupakan dataran tinggi dan rendah.

Selain itu, atap yang melengkung runcing dan lancip juga berfungsi untuk menahan curah hujan yang tinggi sehingga tidak membebani bangunan, lho. Rumah Gadang juga ditopang tiang kayu yang bertumpu di atas batu datar yang lebar. Ketinggiannya bisa mencapai 2 meter, jadi penghuni bisa aman dari serangan hewan buas yang mengancam pada masa lampau. Inspiratif, ya kan?

Ukiran Ornamen Rumah Gadang
Selain arsitekturnya yang penuh dengan nilai fungsional, Rumah Gadang juga tampak begitu menawan dengan dipenuhi ukiran ornamen berbagai motif. Memang, tembok bagian depan rumah biasanya terbuat dari papan yang disusun secara vertikal dan memiliki ukiran indah. Beragam motif menghiasi rumah khas ini, mulai dari akar, bunga, daun, bidang empat persegi, hingga pola melingkar yang saling bertautan. Perpaduan ornamen dan desain arsitektur yang menakjubkan menjadikan rumah Gadang sebagai karya budaya yang megah dengan keindahan tradisional tiada tara.

Desain Anti Gempa
Sebagai daerah rawan Gempa, Sumatera Barat memang membutuhkan desain arsitektur khusus agar meminimalisir dampak bencana. Karena itulah, Rumah Gadang dibangun dengan ditopang tiang-tiang panjang yang menjulang ke atas dan tidak mudah rusak karena goncangan. Tiang rumah gadang tidak dibenamkan ke dalam tanah, justru hanya bertumpu pada batu datar. Selain itu, sambungan tiang dan kasau besar juga tidak menggunakan paku, cukup dengan pasak yang juga bermaterial kayu. Makanya, saat gempa terjadi, Rumah Gadang akan bergeser dengan fleksibel sehingga lebih tahan terhadap gempa.

Kondisi Ruangan
Rumah Gadang memiliki ruangan yang berbentuk persegi panjang dan terdiri dari lanjar (ruas dari depan ke belakang) dan ruang lepas yang dibagi menurut batas tiang. Secara berbanjar, tiang disusun dari depan ke belakang dan dari kiri ke kanan sehingga tampak tertata rapi. Adapun lanjar di Rumah Gadang bervariasi sesuai dengan luas rumah, tetapi biasanya berjumlah ganjil antara tiga hingga sebelas. Bagian depan rumah ini memiliki Rangkian berupa bangunan berbentuk bujur sangkar dan beratap ijuk bergonjong yang berfungsi sebagai tempat menyimpan padi. Sementara itu, terdapat pula anjung atau anjuang sebagai tempat upacara pernikahan atau keagamaan di bagian kiri atau kana rumah. Dapur pun dibangun secara terpisah pada bagian belakang rumah.

Makna Satu Tangga di Pintu Depan
Semua bagian di dalam rumah ini sepertinya tak terlepas dari nilai-nilai filosofis, termasuk tangga pada pintu masuk. Posisi tangga untuk memasuki rumah berada di pintu depan dan tidak boleh lebih dari satu. Makna satu tangga tersebut dianggap berkaitan dengan prinsip ajaran agama Islam yang menjadi agama mayoritas di kalangan Suku Minangkabau. Sesuai dengan nilai Islam, yaitu percaya pada satu Tuhan, Tuhan yang Maha Esa.

Memiliki Empat Tiang Utama
Selain tangga, empat tiang utama atau tonggak tuo Rumah Gadang juga memiliki nilai spesial. Mendirikan tiang utama tersebut dimaksudkan sebagai menegakkan kebesaran. Tiang tersebut memang berdiameter besar yang berasal dari pohon juha panjang. Batang pohon yang dijadikan tonggak tuo pun harus melalui berbagai prosesi, seperti direndam di dalam kolam selama bertahun-tahun. Proses perendaman pun menjadikan tiang utama menjadi sangat kuat, anti rayap, dan dapat lebih awet hingga ratusan tahun, lho.

Nah, makin tertarik dengan Rumah Gadang? Kamu bisa menyaksikan langsung keindahan dan kemegahan rumah khas Minangkabau ini dengan berlibur ke Sumatera Barat, ya. Makanya segera pesan tiket pesawat dari tripcetera, apalagi sudah bisa dilakukan transaksi melalui Go-Pay dan transfer bank.

Sumber Artikel dan Photo : blog.tripcetera.com

Related Posts

Leave a Reply