Budaya adalah bukti ketahanan budi dan akal dari manusia yang terus berlanjut hingga anak dan keturunan. Di dalam kebudayaan sendiri tersimpan nilai moral, akhlak, dan pendidikan yang sangat berguna untuk kehidupan bermasyarakat. Untuk menjaga dan melestarikan budaya tidak bisa jika diserahkan kepada pemerintah saja, melainkan seluruh lapisan masyarakat juga harus ikut terlibat di dalamnya.
Dalam menjaga budaya, mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta yang tergabung ke dalam Ikatan Mahasiswa Ranah Minang (IMARAMI) menjaga kelestarian budaya melalui pentas seni yang ditampilkan terbuka untuk umum.
Menurut Fuad Hamdi, Ketua Ikatan Mahasiswa Ranah Minang Politeknik Negeri Jakarta (IMARAMI PNJ) menjelaskan adanya kegiatan tersebut sebagai bentuk kecintaan kepada budaya Minangkabau. “Alek Rang mudo atau pesta anak-anak muda ini diadakan bertujuan untuk melestarikan adat, budaya dan sekaligus melepas rasa rindu terhadap kampung halaman selama berkuliah di sini,” Ucap Fuad saat ditemui.
Pentas seni yang diberi nama Alek Rang Mudo ini adalah salah satu cara untuk meningkatkan kembali rasa cinta masyarakat terkhusus mahasiswa kepada kekayaan budaya Indonesia. “Acara ini juga untuk memperkenalkan kepada masyarakat akan kekayaan adat-istiadat di Indonesia. Agar membangkitkan semangat untuk tetap melestarikan keberagaman budaya yang dimiliki Indonesia,” sambungnya.
Kegiatan tersebut menampilkan berbagai kesenian daerah, mulai dari silat, drama cerita Minangkabau, tari-tarian, dan bahkan juga menyajikan berbagi jenis kuliner khas Minangkabau.
“Alek rang mudo sangat bagus untuk menjadikan kita kembali meliahat budaya Indonesia. Karena era globalisasi membuat kita terkhusus mahasiswa mulai melupakan budaya yang diwariskan leluhur kita,” Ucap seorang pengunjung.
Menurut Dia, era globalisasi sangat berpengaruh menghilangkan kecintaan akan budaya bangsa sendiri. Pengaruh globalisasi membuat kehidupan lebih mencontoh budaya barat ketimbang menjaga luhurnya warisan nenek moyang Indonesia.
Dengan kembali menampilkan kesenian dan budaya daerah diharapkan bisa memberi pengetahuan dan meningkatkan rasa cinta akan tanah air. “Mahasiswa sebagai kaum intelektual seharusnya memang menjadi pelopor menjaga kelestarian budaya bangsa. Mahasiswa tidak sapatutnya menjadi jembatan membawa pengaruh buruk globalisasi ke masyarakat,” lanjutnya.
Dia juga mengharapkan kegiatan ini bisa dicontoh oleh mahasiswa dari daerah lain, agar kedepannya kesenian dan kebudayaan itu tetap terjaga sampai anak cucu nanti.
Selain itu, tentunya ada banyak cara untuk dapat melestarikan budaya. Menurut Faradya Imvarica dalam jurnalnya yang berjudul “Melestarikan Budaya” ada berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikannya, membantu menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya budaya sebagai jati diri bangsa, ikut melestarikan dengan cara berpartisipasi dalam pelaksanaannya, mempelajari budaya itu sendiri, dan berupaya mensosialisasikan kepada orang lain sehingga mereka tertarik untuk ikut menjaga serta melestarikannya.