Setiap suku di Nusantara memiliki adat istiadat dan tradisi yang beragam dengan segala keunikannya. Itulah kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia yang terdiri dari beragam suku. Sebut saja suku Aceh, Batak, Minangkabau, Jawa, Sunda, Dayak, Bugis, Bali, Flores, Bima, Minahasa, Papua, Ambon, Timor, dan lain-lain.
Di antara adat istiadat dan tradisi itu terdapat pula kepercayaan dalam bentuk mitos. Di dalam mitos-mitos itu tentu ada batasan atau larangan-larangan, yang meskipun tak tertulis dan tidak wajib diikuti, tetapi semacam ada “risiko” yang akan didapat apabila itu tidak dipatuhi.
Sejauh mana risiko itu benar-benar diterima atau tidak, tentu tergantung pada keyakinan dari masing-masing individu atau kelompok suku yang bersangkutan.
Salah satu contohnya, bagi kaum perempuan Minangkabau yang sejak dulu memiliki semacam budaya larangan. Menariknya adalah larangan ini dikenakan pada kaum perempuan Minangkabau yang memiliki sistem matrilineal yang meletakkan kaum perempuan pada posisi yang terhormat dan istimewa.
Karena itu, para pendahulu menetapkan aturan atau pendidikan terhadap anak-anak perempuan agar tetap menjaga keistimewaan mereka. Aturan pendidikan itu disebut dengan “sumbang”, yang dapat diartikan sebagai sesuatu yang tidak pada tempatnya.
Menurut beberapa sumber lain yang dirangkum NNC, dikatakan sumbang ini terdiri dari 12 poin yang bisa dikatakan sebagai 12 adat istiadat berupa tatakrama yang memberi semacam larangan bagi perempuan Minangkabau agar kecantikan dan keanggunannya sebagai perempuan Minangkabau terus terjaga.
Sumbang Duduak
Duduk yang sopan bagi perempuan Minang adalah bersimpuh, bukan bersila macam laki-laki, apalagi mencangkung atau menegakkan lutut. Ketika duduk di atas kursi duduklah dengan menyamping, rapatkan paha. Jika berboncengan jangan mengangkang.
Sumbang Kato
Berkatalah dengan lemah lembut, berkatalah sedikit-sedikit agar paham maksudnya, jangan serupa murai batu atau serupa air terjun. Jangan menyela atau memotong perkataan orang, dengarkanlah dulu hingga selesai. Berkata-katalah yang baik dan sopan.
Sumbang Makan
Jangan makan sambil berdiri, nyampang makan dengan tangan, genggamlah nasi dengan ujung jari, bawa ke mulut pelan-pelan dan jangan membuka mulut lebar-lebar. Ketika makan dengan sendok, jangan sampai sendok beradu dengan gigi. Ingat-ingat dalam bertambah (batambuah).
Sumbang Pakai
Jangan mengenakan baju yang sempit dan jarang. Tidak boleh mengenakan pakaian yang menampakkan rahasia tubuh, apalagi yang tersimbah atas dan bawah. Gunakanlah baju yang longgar, serasikan dengan warna kulit dan kondisi yang tepat, agar rancak dipandang mata.
Sumbang Jalan
Ketika berjalan, perempuan Minang harus berkawan, paling kurang dengan anak kecil. Jangan berjalan tergesa-gesa apalagi mendongkak-dongkak. Jika berjalan dengan laki-laki berjalanlah di belakang. Jangan menghalagi jalan ketika bersama dengan teman sebaya.
Sumbang Tagak
Perempuan dilarang berdiri di depan pintu atau di tangga. Jangan berdiri di pinggir jalan jika tidak ada yang dinanti. Sumbang berdiri dengan laki-laki yang bukan muhrim.
Sumbang Caliak
Kurang tertib seorang perempuan Minang ketika suka menantang pandangan lawan jenis, alihkanlah pandangan pada yang lain atau menunduk dan melihat ke bawah. Dilarang sering melihat jam ketika ada tamu. Jangan suka mematut diri sendiri.
Sumbang Karajo
Pekerjaan perempuan Minang adalah yang ringan serta tidak rumit. Pekerjaan sulit serahkanlah pada kaum laki-laki. Jika kerja di kantor yang rancak adalah menjadi guru. Kalau menjadi pedagang, itu sekadar membantu dagangan sang suami atau laki-laki.
Sumbang Tanyo
Jangan bertanya macam-macam seperti hendak menguji. Bertanyalah dengan lemah lembut dan sopan. Simak lebih dahulu baik-baik dan bertanyalah secara jelas dengan pertanyaan yang sederhana dan mudah dipahami.
Sumbang Jawek
Ketika menjawab, jawablah dengan baik, jangan menjawab asal pertanyaan, jawablah sekadar yang perlu dijawab tinggalkan yang tidak perlu.
Sumbang Bagaua
Jangan bergaul dengan laki-laki jika hanya diri sendiri yang perempuan. Jangan bergaul dengan anak kecil apalagi ketika ikut permainan mereka. Peliharalah lidah dalam bergaul. Ikhlaslah dalam menolong agar teman senang dengan kita.
Sumbang Kurenah
Tidak baik berbisik-bisik saat sedang bersama. Jangan menutup hidung di keramaian. Jangan tertawa di atas penderitaan orang lain, apalagi hingga terbahak-bahak. Jika bercanda, secukupnya saja agar tidak tersinggung orang yang mendengar. Jagalah kepercayaan orang lain, jangan seperti musang yang berbulu ayam atau jinak-jinak merpati. netralnews