Istilah kue neraka rasa surga sebutan itu representasi rasa, proses atau tempat. Nah, kue bika adalah salah satu contohnya. Makanan Minang ini memiliki sebutan unik, kue neraka rasa surga.
Ada banyak istilah penamaan untuk sebuah makanan, Pemandu wisata sekaligus Ketua Dewan Kode Etik Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Sumatera Barat Soni Erizon menceritakan cerita di baliknya.
“Penamaan itu datang dari pengunjung yang melihat proses pembuatan dan mencicipi kue bika,” kata Soni kepada Kompas.com, Tanah Datar, Sumatera Barat, Jumat (29/11/2019).
Pembuatannya camilan Minang ini boleh dibilang cukup unik. Setelah adonan kue berbahan dasar tepung beras, air kelapa dan gula pasir siap–maka proses selanjutnya adalah memasak.
Adonan akan dimasukan ke dalam kuali masak tempo dulu yang terbuat dari tanah liat. Di dalam kuali lebih dulu diletakkan daun pisang sebagai alas adonan yang dicetak melingkar.
Nah, penamaan “neraka” tak lepas dari proses memasak kuliner Minang satu ini. Ada satu kuali lagi berisi kayu bakar dengan api menyala yang diletakkan di atas kuali berisi adonan.
Dari situ lah penamaan neraka untuk kue bika. Lantas, bagaimana penyebutan “surga” untuk masakan Minang satu ini?
Adalah rasa kue bika yang memang mewakili. Saat dicicip, terutama sesaat baru selesai dimasak, rasanya akan memanjakan lidah. Rasa kelapa akan terasa dengan campuran rasa manis gula pasir.
Sementara tepung beras membuat kue terasa sedikit mengenyangkan jika makan lebih dari satu. Baca juga: Menggali Rasa di Ranah Minang Kalau kamu mau rasa lain, kue bika ada pilihan, salah satunya pisang. Pilihan rasa ini memberikan sensasi dan warna berbeda.
Nah, jika mau mencicip rasanya, kue bika dijajakan di sekitar Jalan Raya Padang-Bukittinggi, Koto Baru, Tanah Datar. Salah satu kedai kue bika yang sohor dan menarik untuk dicoba adalah Bika Talago. Di sini kamu tak sekadar menikmati kue bika seharga Rp 7.000, juga pemandangan semacam telaga di baliknya.
Sumber Artikel dan Photo : KOMPAS.com