Krisis Karakter Mengarahkan Memudarnya Kiprah Orang Minang

Masa depan Sumatera Barat ditentukan oleh bagaimana pengelolaan aspek-aspek karakter, pendidikan, dan ekonomi, serta menekan terjadinya penyakit masyarakat (pekat).

Sepintas kalimat diatas adalah kajian diskusi Forum Minang Maimbau (FMM), Sabtu (22/2), bertempat di Vila Kayu Putih, Alahan Panjang Kabupaten Solok. Diskusi yang dimulai pukul 21.30 dan berakhir lewat tengah malam ini, merupakan rangkaian Tour ke V dan Diskusi FMM.

Diskusi yang dipandu Prof Fasli Jalal dan diawali penyampaian pokok pikiran oleh Pembina FMM Fahmi Idris itu, dilanjutkan curah pikiran dari sejumlah tokoh ranah dan rantau, antara lain Andrinov Chaniago, Benny Wendry, Chairul Umaiya, Darul Siska, Wako Padang Panjang Fadly Amran, admin FMM Firdaus HB, Prof Ganefri, Ginta Wiryasenjaya, Guspardi Gaus, Prof Helmi, Joni, Buya Mas’oed Abidin, Nofrins Napilus, Norman Zainal, Siti Fatimah, Rafik Perkasa Alam, Surya Triharto, Siti Fatimah, Zairin Kasim, Wako Solok Zul Elfian serta Pemimpin Redaksi Minangsatu Taufik Effendi.

“Hasil diskusi ini akan kita serahkan untuk gubernur terpilih, siapapun nanti,” ujar Fahmi Idris, yang juga menyinggung soal ciri-ciri orang Minang, dan berbagi cerita perihal kiprahnya di dunia politik.

Fasli Jalal mengerucutkan menjadi empat aspek yang perlu didalami, dan kemudian diserahkan pada gubernur terpilih kelak.

Terkait karakter, yang menjadi fokus perhatian Fahmi Idris, Maso’ed Abidin, Andrinov Chaniago, Norman Zainal, Siti Fatimah, Surya Tri Harto, dan Fasli Jalal, umumnya mereka melihat betapa saat ini telah terjadi krisis karakter di Ranah Minang. Ditunjukkan dengan kian memudarnya kiprah orang Minang di tingkat nasional.

“Sejak dahulu, selalu ada orang Minang jadi menteri,” tutur Fahmi Idris.

Dengan tidak adanya tokoh Minangkabau di kabinet saat ini, banyak yang mengaitkan dengan Pilpres lalu. Namun Joni mengatakan,”Saya optimis itu akan segera berubah,” ucapnya sambil menyebut adanya kemungkinan tokoh Minang kembali bercokol di kabinet.

Terhadap fenomena memudarnya cahaya Minangkabau di kancah nasional, Rafik Perkasa Alam mengajak dilakukan pertemuan akbar,”Kalau perlu kita undang Presiden Jokowi dan Prabowo,” ujar Rafik.

Sejalan dengan Rafik, sejumlah tokoh menyokong gagasan itu. Termasuk kiprah FMM bisa lebih diperluas dan dilembagakan. “Kita FMM siap untuk mengumpulkan tokoh-tokoh itu. Karena organisasi kita kan bukan parpol, anggotanya pun lintas profesi, jadi lebih gampang mengumpulkan tokoh-tokoh,” ujar Firdaus HB.

Pada kesempatan itu Wako juga mengatakan bahwa pemerintah daerah sangat mengapresiasi acara Forum ini sekaligus juga memupuk jalinan silaturahmi antara perantau sama Pemerintah daerah dan Masyarakat di Minangkabau.

Pokok diskusi dalam Forum keresahan terhadap Minangkabau, kini telah banyak terjadi permasalahan-permasalahan yang muncul di Sumatera Barat, Narkoba meraja lela, korupsi dan lain sebagainya, sebenarnya kita sudah lari dari nilai-nilai dasar kita yaitu “adaik basandi syara’ syara’ basandi Kitabullah” Itu adalah filosofi urang Minang kalau kita lari dari itu hancur kita,” ucap Zul Elfian.

Kita harus optimis bersama-sama mengembalikan nilai-nilai dasar kita lagi agar masyarakat Minang baik dikampung maupun di rantau bersinar kembali sampai ke kancah Nasional lagi,” tutup Wako Solok

Sumber Artikel dan photo : Indeksnews.com

Related Posts

Leave a Reply