Memiliki keindahan alam yang luar biasa wajar kalau Sumatrea Barat menjadi berbeda dengan provinsi lain di Indonesia. Berada di pesisir barat Pulau Sumatera dan berhadapan langsung dengan Samudera Hindia, Sumbar memiki luas perairan sepanjang lebih kurang 186.500 km persegi. Panjang garis pantai sekira 2.420.388 km persegi.
Sumbar juga memiliki potensi danau terbanyak di Indonesia. Ada lima danau alami yabg sudah dikenal karena keindahan alam dan juga potensi ikan endemiknya, yaitu Danau Singkarak, Danau Maninjau, Danau Diateh, Danau Dibawah, dan Danau Talang.
Bukan hanya itu, Sumbar juga punya banyak sungai yang membelah banyak wilayah. Ada belasan sungai yang masih menunggu tangan-tangan kreatif, untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata dan olahraga. Dari tiga jenis perairan itu, sudah pasti daerah yang dikenal ranah Minangkabau ini banyak memproduksi ikan, baik ikan laut, ikan danau maupun ikan sungai.
Tahun 2016, dari 7,7 juta metrik ton produksi ikan dunia, Indonesia memberikan andil 1,2 juta metrik ton. Tercatat ada 11 provinsi yang produksi ikannya luar biasa, khusus ikan runa (tuna mata besar, tuna sirup biru) dan ikan cakalang. Salah dua provinsi ada di Sumatera, yakni Sumatera Barat dan Kepulauan Riau. Sumatera Barat memberikan andil sebesar 67.645 ton (2015). Produksi ikan tuna dan cakalang Kepri sekira 30.950 ton.
Produksi ikan jenis lain pasti banyak juga, untuk memenuhi kebutuhan ikan yang dikonsumsi masyarakat setempat, masyarakat Indonesia. Mencermati produksi ikan yang sedemikian besar, itu jua barangkali yang membuat masyarakat Sumbar gemar makan ikan. Karena makan ikan inilah, menurut hemat saya, banyak lahir pahlawan nasional, tokoh hebat, intelektual mumpuni, dan pendiri bangsa (80 persen) dari daerah yang daratannya dikitari bukit barisan dengan alam yang indah dan asri.
Seperti diketahui, ikan memiliki nutrisi yang baik untuk kesehatan. Ikan memiliki kandungan protein tinggi dan lemak rendah. Selain itu juga mengandung mineral kalsium, fosfor, besi dan sodium, dan berbagai macam vitamin. Karena banyak manfaat kesehatan yang didapat dengan konsumsi ikan, tak heran harga ikan tuna Sumbar yang diekspor ke Jepang, harganya relatif mahal di Jepang. Saya beruntung tahun 2010 lalu sempat bertugas ke Jepang.
Saya tak tahu apakah Anda suka makan ikan. Yang pasti, saya sekeluarga suka makan ikan. Dampak positifnya, kecerdasan menjadi di atas rata-rata. Anak bungsu saya, kini kelas X di SMA 8 Paeang, dari tes IQ diketahui IQ dia di atas normal. Si sulung yang 1 Februari 2020 akan diwisuda di UI, lulus dengan nilai cumlaude. Alhamdulillah. Salah satu prestasinya; sempat mengharumkan almamaternya Universitas Indonesia, di mana hasil penelitiannya dalam presentasi di Bali, 2019, meraih medali perak dari 654 hasil penelitian mahasiswa yang didanai Kemenristek. Adiknya yang kini kuliah di Komunikasi Unand, juga IPKnya cumlaude. Alhamdulillah.
Dan saya, saat menjalani Psikotest/tes IQ di Universitas Negeri Padang (UNP) saat mengikuti seleksi anggota Komisi Informasi Sumbar 2018, alhamdulilkah IQ juga di atas rata-rata (di atas normal). Saya pikir ini semua karena suka makan ikan.
Saya ungkapkan ini untuk mengajak Anda dan keluarga untuk gemar makan ikan agar memiliki otak cemerlang dan IQ di atas rata-rata. Tidak ada maksud untuk membangga-banggakan. Ini salah satu bukti dan fakta bahwa makan ikan itu bisa bikin otak encer, pikiran cemerlang.
Tadi pagi saya belanja ke TPI Pasia Nan Tigo, dekat rumah saya, produksi ikan nelayan melimpah ruah, sehingga dijual murah. Saya tak menyangka sekantung ikan campuran (anak tuna, dll) hanya seharga Rp15 ribu. Sekali lagi, hanya Rp15.000. (Lihat foto).
Sebagian ikan saya bikin gulai ikan. Sungguh nikmat, karena ikan segar. Jika Anda tak percaya saat ini ikan murah, besok pagi sila buktikan.
Sumber artikel dan photo : www.teraslampung.com