SARIBUNDO.BIZ – Siapa yang tidak kenal dengan orang Padang atau orang Minang? Orang minang sangat terkenal dengan jiwa merantaunya yang tak pernah hilang. Para leluhur orang padang atau orang minangkabau selalu menjunjung tinggi jiwa merantau.
Filosofi Merantau itu sendiri berasal dari bahasa dan budaya di minangkabau. Yang artinya adalah wilayah luar dari daerah minangkabau. Zaman sekarang disebut dengan bertransmigrasi.
Maka tak jarang di kota-kota besar pasti bertemu dengan orang minang. Entah mereka berdagang, atau berbisnis. Budaya merantau sudah melekat erat pada orang minangkabau.
Pada zaman dahalu yang sering merantau adalah anak laki-laki. Dengan berkembangnya zaman, sekarang ini tak hanya laki-laki saja yang pergi merantau. Kaum perempuan pun boleh menurut filosofi merantau.
Sejak dahulu, setiap pemuda Minang yang sudah cukup umur, maka mereka akan pergi merantau meninggalkan kampung halaman dan merantau ke daerah-daerah yang mereka tuju.
Pergi merantau bukan berarti melupakan kampung halamannya begitu saja. Mereka sangat mencintai tanah kelahirannya, meskipun pergi merantau ke daerah yang baru.
Selain itu pergi merantau bukan berarti lari dari kehidupan yang sesungguhnya. Merantau bagi orang minangkabau sebagian besar mereka berdagang, menuntut ilmu.
Tak jarang dari orang minangkabau melahirkan orang yang berpengaruh di Indonesia. Contohnya saja adalah Mohammad Hatta, Buya Hamka, Tan Malaka, Muhammad Natsir, Sutan syahrir, dan Haji Agus Salim. Mereka adalah orang-orang yang berpengaruh di Indonesia.
Kebudaayaan orang minangkabau tentunya sangat lekat pada dirinya meskipun mereka berada di rantau orang.
Selain itu Minangkabau filsafah minang menyebutkan :
Karatau madang di hulu
Babuah babungo balun
Marantau bujang dahulu
Di kampuang baguno balun
( Keratau madang di hulu)
Berbuah berbunga belum
Merantau bujang dahulu
Di kampung berguna belum
Orang minang di rantau biasanya dapat hidup berdampingan dengan masyarakat lainya meskipun berbeda suku,etnis, budaya dan agama. Mereka dapat di terima oleh masyakat setempat. Karena orang minang memiliki cara komunikasi yang baik dan menyenangkan.
Sebagimana pepatah minang “ Dima bumi di pijak, disinan langik di junjuang”
“dimana bumi di pijak, disana langit dijunjung”
Yang artinya dimanapun kita hidup dan tinggal maka segala peraturan baik itu peraturan secara tertulis maupun peraturan adat istiadat setempat harus dipatuhi dan di junjung tinggi. Pepatah inilah yang selalu melekat pada orang minang, sehingga mereka dapat di tinggal dimanapun mereka berada.
Jika kamu ingin merantau maka merantau maka belajarlah filosofi orang minang yang sukses di rantau. Dengan selalu memegang teguh kebudayaan dan menghormati segala peraturan yang berlaku di suatu tempat.