Cerita di Balik Tradisi Kuliner Minang Bukan Hanya Sekedar Memasak

Siapa yang tidak mengenal makanan khas dari sumatra barat, keberadaan masakan Minang memang selalu menggoda. Biasanya, dari tampilannya saja sudah bisa membuat perut keroncongan. Apalagi, ada cerita-cerita yang melatarinya. Pastinya kian punya daya tarik.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat Novrial mengakui jika selain lezatnya masakan Minang, tradisi dan cerita di baliknya pun menjadi nilai jual selama ini. Rendang, misalnya, selain rasa yang memang sohor, proses di baliknya pun menarik. Merendang, sebutan proses membuat rendang, disebut ada makna-makna tradisi di baliknya.

Proses yang lama itu bukan sekadar memasak dan membuat makanan Minang tambah nikmat, juga menjalin komunikasi di baliknya. Begitu juga dengan pembuatan Lamang Tapai, salah satu kuliner Minang lainnya, yang juga butuh waktu lama. Ada tradisi dan komunikasi yang dibangun saat proses pembuatannya.

Tradisi memasak itu bisa menjadi daya tarik wisatawan ke Sumatera Barat. Para wisatawan tak hanya disuguhkan proses, juga membangun cerita lewat komunikasi dari pedagang ke pengunjung. Ia mencontohkan tempat kuliner Minang lain yang bisa dikembangkan dengan konsep tersebut adalah kue bika khas Tanah Datar.

Salah satu spot penjaja kuliner berbahan dasar ketan beras putih tersebut adalah Bika Talago yang ada di Jalan Raya Padang-Bukittinggi, Kecamatan Sepuluh Koto, Kabupaten Tanah Datar. Tempat kuliner Bika Talago disebut dapat digarap dengan apik lewat konsep bercerita.

Di sisi lain, wisatawan yang berkunjung tidak mendapatkan pengalaman unik lain, seperti cerita soal kue bika hingga potensi daerah setempat. “Jadi (wisatawan) enggak cuma nunggu bika, bisa ada cerita soal Gunung Marapi (dekat Bika Talago), dan lain-lain. Lalu ada promosi kain-kain di tempat itu,” .

Sumber photo : Kompas

Related Posts

Leave a Reply