Perbukitan Silayang, Kecamatan Lubukbasung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat,ternyata daerah tersebut juga memiliki potensi wisata, di sela-sela perbukitan Silayang, Nagari Persiapan Parik Panjang, yang terdapat Lima air terjun nan indah dan belum tersentuh.
Keberadaan objek wisata tersebut ternyata masyarakat Silayang sendiripun banyak yang tidak mengetahui keberadaan sarasah tersebut, hal itu dikarenakan lokasinya berada jauh kedalam hutan perbukitan dan jarang dikunjungi manusia.
Tokoh Masyarakat Silayang, Yanto di Lubukbasung, Selasa, mengatakan, lokasi air terjun itu berdekatan sekitar 500 meter. Tinggi air terjun itu bervariasi mulai dari lima meter dan paling tinggi sekitar 40 meter.
“Untuk ke lokasi harus berjalan kaki dengan jarak lebih-kurang 15 KM, itu pun tidak ada panduan atau berupa jalan setapak, hanya perbukitan yang menjadi pedoman, jika tidak terbiasa bisa tersesat,“ ujarnya.
Bagi penikmat wisata, bila ingin ke lokasi tersebut dianjurkan untuk memulai perjalanan pada pagi hari karena akan menempuh jarak yang cukup jauh, meskipun cukup melelahkan, decak kagum akan terlontar karena selama kaki melangkah, akan disugukan sejuknya udara, pemandangan indah hutan asri serta kicauan burung liar.
Perjalanan ini sangat cocok bagi pemilik jiwa petualang alam liar serta mencari sensasi baru untuk melepas penat dari aktifitas rutin. “Selain mengambil dokumentasi jika ke lokasi, saya dan teman-teman tidak akan menyianyiakan kesempatan untuk mandi dengan jernih dan sejuknya air perbukitan,“ lanjutnya.
Dalam perencanaannya, pihaknya akan berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumbar Daya Alam (BKSDA) untuk memastikan apakah lokasi tersebut masuk ke dalam kawasan hutan konservasi.
“Jika tidak masuk ke dalam hutan konservasi, rencananya kita akan mengelola untuk dijadikan kawasan wisata alam dan menjadi salah satu aset nagari,“ terangnnya.
Sementara itu di tempat terpisah, Unit Pengendali Ekosisem Hutan (PEH) BKSDA Agam, Ade Putra menjelaskan, dalam waktu dekat ini pihaknya akan terjun langsung ke lokasi air terjun untuk memastikan apakah tempat itu masuk kawasan Cagar Alam Maninjau, jika benar, tentunya tidak bisa dikembangankan.
“Meski demikian, lokasi itu bisa kita jadikan tempat penelitian, ilmu pengetahuan dan pendidikan konservasi, kita lihat dulu kedepannya,“ pungkas Ade Putra.