Bekas "Tapak Kaki Nabi Nuh" di Tebing Lembah Harau

Bekas “Tapak Kaki Nabi Nuh” di Tebing Lembah Harau

Satu lubang dangkal mirip jejak tapak kaki tak jauh dari Tebing Echo Lembah Harau Kabupaten Limapuluh Kota-Sumbar, diyakini warga setempat sebagai bekas tapak kaki Nabi Nuh.

Syamsuar (88) Sesepuh sekaligus mantan guide profesional di kawasan Lembah Harau, mengungkapkan, jejak itu terjadi saat masa Lembah Harau masih berupa lautan.

“Dahulu, kapal Nabi ditambatkan di sebuah batu yang masih disebut Batu Tambatan. Saat Nabi hendak turun, kapalnya oleng hingga kakinya berjejal dan terbenam ke dinding,” bebernya di rumahnya di Ujuang Harau, Nagari Harau, Kecamatan Harau, Limapuluh Kota-Sumbar.

Akibatnya, terbentuklah jejak kaki misterius itu yang masih abadi tersimpan di balik terjalnya dinding Harau.

“Panjangnya sekitar 50 sentimeter dan kedalamannya sekitar lima sentimeter, itu tapak kaki kiri,” lanjutnya.

Selain itu, disekitar bekas tapak itu, juga terdapat tulisan Arab yang tak diketahui Syamsuar maknanya apa.

“Disana juga ada tertulis angka 3725, Belanda yang nulis. Tapi entah apa maksudnya,” tambah pria tua yang punya 11 anak, 27 cucu dan 14 cicit itu.

Kata Syamsuar, selain di Harau, jejak serupa juga ditemui di Simalanggang, Limapuluh Kota.

Saat ini, terang Syamsuar, jejak itu masih bisa ditemui. Sayangnya untuk menuju lokasi dibutuhkan usaha yang kuat sebab lokasi jejak misterius ini berada di tengah tebing, dibalik sebuah batu yang disebut Tambatan Perahu.

Sementara, Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sumbar, Ade Edward, mengungkapkan, jika bekas serupa tapak kaki ini bisa saja terbentuk akibat sebuah proses alamiah sehingga berbentuk menyerupai tapak kaki.

“Itu bisa disebabkan oleh pelapukan bebatuan yang kebetulan berbentuk mirip dengan tapak kaki,” ungkapnya saat dikonfirmasi lewat selluler.
Namun, Ade juga tak membantah jika Lembah Harau dahulunya merupakan bekas danau seperti yang disebutkan Syamsuar.

“Harau itu, dahulunya merupakan lautan yang terangkat sehingga membentuk danau purba. Sisa-sisanya masih kita dapati di tebing-tebing,” pungkasnya.

Related Posts

Leave a Reply