indra_rooney batu angkek-angkek

Batu Angkek-Angkek Tidak Semua Mampu Mengangkat, Berani Coba?

Provinsi Sumatera Barat yang masyarakatnya terkenal relijius ternyata tidak terlepas dari mitos-mitos di zaman dahulunya, salah satu mitas tersebut adalah Batu Angkek-angkek. Saat ini batu ini menjadi destinasi wisata di Nagari Balat Tabuh, Sungayang, Batusangkar Tanah Datar, Sumatera Barat.

Batu ini mirip logam seperti kuningan atau tembaga, berwarna kuning agak kecoklatan dan di beberapa bagian terlihat mengelupas berwarna hitam. Bentuknya mirip seperti punggung kura-kura.

Usia batu angkek-angkek sudah mencapai 500 tahun lebih. Warna batu ini kuning keemasan. Ada beberapak bagian berlobang hitam karena mengelupas. Satu sisi cembung seperti punggung kura-kura. Sisi satunya lagi datar. Di bagian punggung batu ada tulisan kata Allah SWT dan Nabi Muhanmmad SAW yang sudah tertulis sejak waktu yang sangat lama.

Ada yang unik dari batu ini, karena ketika ditimbang beratnya tidak pernah sama alias berubah-ubah. Batu ini mirip logam seperti kuningan atau tembaga, berwarna kuning agak kecoklatan dan di beberapa bagian terlihat mengelupas berwarna hitam. Ada lubang kecil ditengahnya juga ada tulisan lafadz Allah dan Muhammad.

Sampai saat ini, tidak tahu pasti berapa berat batu tersebut. Beratnya ditentukan, seberapa mampu orang yang mengangkat batu tersebut. Beberapa yang berhasil mengangkatnya menyebut ringan 10 KG, tapi ada yang benar-benar tak mampu mengangkatnya dengan menyebut barangkali ini 100 KG.

Inilah Beberapa Mitos yang Menyertai Batu Angkek-angkek

Angkek-angkek sendiri dalam bahasa Minang artinya adalah angkat-angkat. Siapa saja yang mampu mengangkak batu ini, mitosnya akan mempunyai masa depan yang cerah, dan keinginan serta cita-citanya dapat terkabul. Mitos ini tidak boleh dipercaya ya Sanak, karena bisa timbul kesyirikan kepada Allah SWT.

Tapi memang tidak semua orang bisa mengangkat batu ini, ada yang berhasil mengangkatnya mengatakan bahwa batu ini tidak begitu berat, mungkin setara sekitar 10kg saja, namun bagi mereka yang tidak berhasil mengangkatnya batu ini terasa seberat 100kg lebih.

mulpadget batu angkek-angkek

Batu Pandapatan

Sejarah dari batu Angkek-angkek pertama kali ditemukan oleh Datuak Bandaro Kayo saat akan memasang tiang rumah. Ceritanya dulu, Datuk Bandaro Kayo adalah kepala suku kaum Piliang. Suatu hari Datuk bermimpi didatangi Syech Ahmad. Dalam mimpinya Syech Ahmad berpesan kepada Datuk Bandaro Kayo mendirikan perkampungan yang sekarang bernama Kampung Palangan.

Saat pemancangan tonggak pertama terjadi suatu keanehan. Tiba-tiba saja saat itu terjadi gempa lokal. Lalu disusul hujan dan panas selama 14 hari 14 malam. Akibat peristiwa itu, masyarakat lalu mengadakan musyawarah.

Saat musyawarah berlangsung, terdengar suara aneh berasal dari dalam lubang tempat pemancangan tiang tersebut. Suara tersebut mengatakan, kalau di dalam lubang tersebut terdapat batu bernama ‘Batu Pandapatan’, artinya batu yang didapat. Suara itu juga berpesan agar batu itu dijaga baik-baik. Batu Pandapatan itu akhirnya dikenal dengan Batu Angkek-angkek.

Berwudhu dan Berdoa Sebelum Mengangkat Batu

Batu ini memang sarat aroma mistis. Untuk mengangkatnya, perlu ritual khusus seperti seseorang diminta berwudhu terlebih dahulu dan mengucapkan niat juga berdoa. Jika itu belum berhasil, pemandu wisata di objek tersebut akan menyuruh untuk membaca sebuah doa hingga akhirnya batu bisa diangkat.

Beli Souvenir Senilai 10 Ribu Sebelum Mengangkat Batu

Cerita-cerita yang membuat penasaran di balik sejarah batu Angkek-angkek ini mengundang wisatawan lokal maupun luar untuk berkunjung melihatnya. Dan jika kamu ingin melihat batu ini, tidak ada pungutan biaya khusus. Namun, jika kamu mau mencoba untuk mengangkatnya, diwajibkan untuk membeli sebuah souvenir dengan harga Rp 10.000.

Hitung-hitung untuk biaya perawatan lokasi wisata ini ya, serta meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat sekitar. Sanak tertarik mengangkat Batu Angkek-angkek? Sumber Republika Merdeka

Related Posts

Leave a Reply