Batik Khas Minang Terkandung Nilai Filosofi ABS-SBK

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) melalui instansi-instansi terkait terus menggenjot pengembangan batik ranah minang yang merupakan filosofi “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah” (ABS-SBK) dalam kehidupan masyarakat.

Asisten II Setda Prov Sumbar, Benny Warlis menuturkan, “Saya fikir tentu bukan hanya peran pemerintah, namun juga mode, fashion. Kita ajak semua, terutama generasi muda untuk melakukannya,” kata Benni Warlis di Padang, Rabu.

Namun, sebelum mendorong generasi muda Sumbar untuk mengembangkan batik Rumah Gadang yang ia sebut sebagai bagian dari industri kreatif, ia mengatakan terlebih dahulu harus tercipta pasar yang menerima produk tersebut.

Untuk itu, ia mengatakan penting bagi generasi muda untuk mencintai batik, khususnya batik Rumah Gadang. Menurut dia, hal itu bisa dilakukan mulai dari kalangan ASN.

“Untuk memulai tentu berawal dari yang memakai. Industri kreatif akan tumbuh kalau ada yang beli. Makanya kita dorong semangat memakai batik,” ujarnya.

Ia menilai, untuk mengembangkan industri kreatif batik di Sumbar membutuhkan keahlian dalam menghadapi tantangan. Kota Pekanbaru, kata dia berbeda jauh dengan Yogyakarta maupun beberapa kota di Jawa yang menjadi destinasi wisata.

Iklim wisata di Sumbar saat ini dinilai masih perlu dikembangkan serius. Sehingga menjelang Pekanbaru sebagai tujuan wisata terealisasi, harus tercipta terlebih dahulu pasar yang menerima produk tersebut.

Sejauh ini, ia mengatakan terdapat sejumlah pelaku usaha batik di Kota Padang. Terakhir, usaha batik yang ia ketahui dilakukan oleh sejumlah mahasiswa salah satu perguruan tinggi negeri.

Benny Warlis berharap kepada semua OPD agar segera menyusun anggaran untuk merealisasikan rencana ini.

“Selain melestarikan budaya peninggalan nenek moyang kita, juga dapat mempromosikan batik produksi masyarakat Minang ke dunia luar,” tutupnya.

Related Posts

Leave a Reply