Minangkabau memang dikenal sebagai wilayah yang banyak melahirkan tokoh-tokoh besar dan sangat berpengaruh bagi perjalanan kehidupan bangsa Indonesia. Baik itu tokoh dengan pemikiran nasionalis dan agamis seperti Mohammad Hatta, Tan Malaka, Haji Agus Salim, serta Buya Hamka. Mereka tercatat dalam sejarah bangsa ini. Bahkan ada tokoh-tokoh orang Minang yang sukses di bidang kepemerintahan. Tak hanya di kampung halaman saja, ada juga yang sukses berkarir jadi Gubernur di luar Sumatera Barat (Sumbar). Siapa Gubernur orang minang itu?
- Anwar Datuk Madjo Basa Nan Kuning
Birokrat Indonesia yang menjabat Gubernur Sulawesi Tengah pertama ini dilahirkan di Kota Payakumbuh, Sumatra Barat, 21 Juni 1909, dari pasangan Radjo Angkat (Ayah) dan Siti Raha (Ibu). Ia dibesarkan di kota kelahirannya dalam lingkungan keluarga priayi dengan disiplin yang ketat. Kedua orang tuanya sangat memegang teguh adat dan budaya Minangkabau.
Sebelum diangkat menjadi Gubernur Sulawesi Tengah, ia pernah bekerja sabagai Camat Indrapura di Pesisir Selatan (Sumatra Tengah), Wali Kota Bukittinggi (Maret 1956– April 1958), dan Bupati Lima Puluh Kota (1958–1959). Ia kemudian diangkat sebagai Gubernur Sulawesi Tengah periode 1964–1968.
Pak Anwar dikenal sebagai pribadi yang memiliki kepribadian yang sangat kuat, berwibawa, bersuara lantang, tegas, tetapi memiliki jiwa kepemimpinan yang penuh perhatian kepada bawahannnya. Atas jasa-jasanya selama bertugas sebagai Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah. ia mendapatkan tanda jasa dan dinobatkan sebagai “WARGA UTAMA DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH” pada tahun 1973 melalui hasil musyawarah DPRD Provinsi Sulawesi Tengah No 2/PM/DPRD/1973 tanggal 3 Mei 1973 yang ditandatangani oleh R. Suyono, Ketua Panitia Musyawarah DPRD Sulawesi Tengah.
- Arsyadjuliandi Rachman
Sejak 25 Mei 2016 hingga 20 September 2018 menjabat Gubernur Riau. Ia juga pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Riau sejak 19 Februari 2014 hingga 26 September 2014 dan Anggota DPR-RI Fraksi Golkar sejak 2009 hingga 2014.
Andi Rachman merupakan putra H. Abdul Rachman Syafei dan Hj. Asma Hasan asal Minangkabau. Ayahnya merupakan pengusaha transportasi yang memiliki PO Bus Sinar Riau. Ia bergabung dengan Partai Golkar dan melalui partai ini ia berhasil menduduki kursi DPR-RI periode 2009-2014. Dalam Pemilukada Riau 2013, ia yang berpasangan dengan Annas Maamun terpilih sebagai wakil gubernur Riau periode 2013-2018, dan resmi dilantik pada tanggal 19 Februari 2014 oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia, Gamawan Fauzi.
- Mr. Mohammad Jamin Datuak Maharaja Besar
Pengacara dan politisi asal Minangkabau ini pernah menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat yang kedua. Djamin merupakan lulusan sekolah hukum di negeri Belanda dengan titel Meester in de Rechten. Tokoh nasional ini menduduki jabatan Gubernur Jawa Barat ketika ibu kota negara Jakarta diduduki tentara sekutu dan kemudian ibu kota dipindahkan ke Yogyakarta.
Ia memimpin Jawa Barat tidak di Bandung karena sejak 1946 ibu kota Jawa Barat dipindahkan ke daerah pedalaman, yaitu Tasikmalaya. Dia menikah dengan Siti Nuraini, putri Betawi yang berprofesi sebagai penari. Putranya, Yazeed Djamin, merupakan seorang komposer Indonesia yang cukup terkenal.
Mohammad Djamin gelar Soetan Maharadja Besar dilahirkan di Sulit Air pada 1903. Beliau adalah anak mendiang Datuk Malin Maharadja, penghulu kepala Sulit Air, cucu kandung dari almarhum Datuk Radjo Mansoer, Larashoofd Sulit Air yang terakhir, dan keponakan dari Datuk Radjo Mansoer, mantri polisi kelas dua di Kota Medan.
- Djamin Datuak Bagindo
Djamin Datuk Bagindo adalah Residen Jambi periode 1954–1957. Ia diangkat menjadi acting gubernur menggantikan R. Sudono. Pada tanggal 8 Februari 1957, Ketua Dewan Banteng Letkol Ahmad Husein melantik Residen Djamin glr. Datuk Bagindo sebagai acting Gubernur dan H. Hanafi sebagai wakil Acting Gubernur Provinsi Djambi.
Pada tanggal 9 Agustus 1957 Presiden Soekarno akhirnya menandatangani di Denpasar Bali, UU Darurat No. 19 tahun 1957 tentang Pembentukan Provinsi Sumatra Barat, Riau dan Jambi. Mendagri Sanoesi Hardjadinata mengangkat dan menetapkan Djamin gr. Datuk Bagindo Residen Jambi sebagai Dienst Doend DD Gubernur (residen yang ditugaskan sebagai Gubernur Provinsi Jambi dengan SK Nomor UP/5/8/4). Pejabat Gubernur pada tanggal 30 Desember 1958 meresmikan berdirinya Provinsi Jambi atas nama Mendagri di Gedung Nasional Jambi (sekarang gedung BKOW).
- Mayjen TNI Moenafri
Seorang perwira tinggi TNI yang menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Tengah periode 1978-1979. Ia menggantikan pejabat sebelumnya, Brigjen TNI AM. Tambunan (1973-1978). Pada tahun 1979, ia digantikan oleh Kolonel TNI Eddy Djadjang Djayaatmadja yang menjabat dari tahun 1979-1980
Moenafri diangkat sebagai Gubernur Sulawesi Tengah oleh Presiden Soeharto berdasarkan Surat Keputusan Presiden No 191/M/78 tertanggal 22 Agustus 1978. Ia terpilih dengan suara terbanyak (27 suara) dalam sidang Pemilihan Gubernur DPRD DT I Sulteng tanggal 31 Juli 1978. Ia mengalahkan calon lainnya yaitu H. Abdul Aziz Lamadjido, SH (13 suara) sedangkan dua calon lainnya Drs. Galib Lasahido dan Drs. Abdul Aziz Larehang tidak mendapat suara. Ia dilantik pada bulan September 1978.
- Mohamad Isa
Seorang dokter gigi, politikus, dan akademisi yang menjabat sebagai gubernur pertama Sumatera Selatan, anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Permusyawaratan Rakyat, dan sebagai rektor pertama Universitas Sriwijaya.
Pada tahun 1946 M. Isa diangkat sebagai Residen Palembang, yang kemudian merangkap sebagai Gubernur Muda Provinsi Sumatra Selatan. Pada bulan Mei 1948, ia diangkat sebagai Gubernur Provinsi Sumatra Selatan menggantikan A.K. Gani. Setahun kemudian, pada bulan Mei 1949, ia menjabat sebagai Komisaris Negara untuk Daerah Militer Sumatra Selatan. Sesudah Perjanjian Roem-Roijen, Pemerintah Pusat mengangkatnya sebagai Anggota Local Joint Committee, kemudian ditunjuk sebagai Penasehat Ahli dan delegasi RI di KMB.
Pada bulan Januari 1950, ia kembali menduduki jabatan Gubernur Provinsi Sumatra Selatan. Dua bulan kemudian, ia kembali menduduki jabatan rangkap sebagai Komisaris RIS untuk Negara Sumatra Selatan dan daerah Bangka-Belitung dengan tugas mengambil alih kekuasaan Wali Negara Sumatra Selatan. Tetapi pada bulan Nopember 1954, atas permintaan sendiri ia melepaskan jabatannya sebagai Gubernur Sumatra Selatan.
- Muhammad Djosan
Ia lahir pada 1906 dan merupakan Gubernur Maluku ke 2 periode 1955 hingga 1960. Djosan memiliki gelar adat Sutan Bidjo Rajo dan pernah menjabat sebagai Kepala Luhak Agam. Saat jabatannya habis, ia digantikan Muhammad Padang, yang juga memiliki darah Minang. Djosan meninggal dunia pada 1988.
Selain tokoh di atas, masih ada sejumlah nama orang minang lainnya yang juga jadi Gubernur di Indonesia dan memiliki darah Minang. (Disadur dari berbagai sumber)