Ada tradisi yang kerap dilakukan oleh masyarakat Pesisir Minangkabau terutama di kabupaten Pesisir Selatan ialah selaju sampan, atau dalam Bahasa Indonesia ialah balap dayung sampan.
Sejak dahulu, cara masyarakat Pesisir Selatan bersilaturahmi salah satunya dengan perlombaan selaju sampan. Umumnya lomba ini diselenggarakan di berbagai pantai di Pesisir Selatan, salah satunya di Pantai Carocok Painan.
Masyarakat Minang pesisir biasanya mengadakannya pada saat perayaan hari besar, upacara adat, lebaran, dan hari jadi Republik Indonesia, 17 Agustus. Kepala Bidang Kepariwisataan, Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Pemuda dan Olahraga Pesisir Selatan, Armaini mengatakan, kini budaya tersebut sudah mulai terkikis.
Tata caranya berbeda dengan balap sampan di Padang yang menggunakan sampan naga dan genderang. Di Pesisir Selatan, selaju sampan juga dilakukan berdasarkan kebudayaan masyarakatnya. Sampan tradisional terbuat dari kayu. Ada 12 orang mendayung dalam satu sampan.
Di garis finish, peserta terdepan harus menyentuh tong yang disediakan. Tim yang bisa menyentuhnya dengan dayung terlebih dahulu, itulah yang berhak menang. Mulai dari Batu Kareta, dan selesai di pos angkatan laut, Corocok Painan. Sistem yang digunakan ialah sistem gugur, setelah dua kali bertanding. Ratusan orang pun memadati sisi Teluk Painan, sepanjang 70 meter. Mayoritas yang menonton ialah wisatawan lokal sampai pecinta sampan nasional.
Sumber Photo : Tribun.com