7 Fakta Menarik Terkait Rumah Khas Minangkabau

7 Fakta Menarik Terkait Rumah Khas Minangkabau

Bila berkunjung ke Sumatera Barat, jangan lupa melihat Rumah Gadang! Untuk kalian yang suka budaya, pasti tahu dengan Rumah Gadang atau Rumah Godang yang merupakan rumah tradisional adat Minangkabau yang banyak dijumpai di Sumatera Barat. Bentuknya yang megah, unik dan cantik menjadikan Rumah Gadang sebagai salah satu sumber kebanggaan budaya Indonesia yang kaya. Jadi buat kalian yang penasaran, yuk simak 7 fakta menarik rumah khas Minangkabau alias Rumah Gadang!

  1. Nama Lain Rumah Gadang
    Selain Rumah Godang, Rumah Gadang juga dikenal dengan sebutan Rumah Bagonjong oleh masyarakat setempat. Julukan lain yaitu Rumah Baanjuang juga kerap didengar untuk Rumah Gadang. Jadi, semua ini adalah nama yang sama untuk merujuk pada rumah tradisional adat Minangkabau di Sumatera Barat.
  2. Bentuk Khas Yang Atraktif
    Sempat tampil di balik uang koin Rp 100 keluaran Bank Indonesia pada tahun 1970-an silam, Rumah Gadang punya tipe arsitektur yang serba inspiratif dan unik. Berbentuk segi empat tidak simetris, Rumah Gadang memiliki desain yang sedikit miring keluar. Bentuknya yang tidak tegak lurus dari Rumah Gadang memang dipengaruhi oleh kondisi alam wilayah Minangkabau yang dominan dengan dataran tinggi dan rendah sehingga tahan bencana alam seperti gempa. Desain atap yang khas berbentuk melengkuk seperti tanduk yang runcing dan lancip. Ini juga punya fungsi yaitu supaya Rumah Gadang tahan terhadap curahan hujan dan tidak membebani bangunan di bawahnya. Terakhir, konsep dari Rumah Gadang juga bertopang pada tiang kayu yang bertumpu diatas batu datar yang kuat dan lebar. Dengan ketinggian tiang hingga 2 meter, penghuninya juga bisa aman dari serangan hewan buas pada zaman dulu.
  3. Legenda Rumah Gadang
    Bukan tanpa arti, bentuk tanduk runcing dari atap Rumah Gadang ternyata punya makna tersendiri. Konon, tanduk berbentuk seperti kerbau itu adalah simbol kemenangan kompetisi adu kerbau dengan seorang raja di Jawa. Peristiwa yang bersejarah ini lalu digambarkan sebagai kejayaan warna Minangkabau pada saat itu. Versi lain dari asal muasal tanduk atap Rumah Gadang adalah terinspirasi dari bentuk kapal bernama “Lancang” yang melintasi Sungai Kampar. Setelah tiba di muara, kapal tersebut diangkat ke daratan dan diberikan atap menggunakan tiang layar yang diikat dengan tali. Karena bebannya yang berat, tiang tersebut menjadi miring atau melengkung menyerupai gojong (bagian lancip di atap). Akhirnya, kapal tersebut berubah fungsi menjadi Rumah Gadang yang nyaman ditinggali dan hadir kian banyak untuk masyarakat Minangkabau.
  4. Hanya Di Kawasan Sakral
    Tidak seluruh wilayah di Sumatera Barat memiliki Rumah Gadang. Pasalnya, Rumah Gadang hanya boleh dibangun di kawasan yang memiliki status ‘ nagari’ . Nagari ini sendiri berarti desa yang sudah menurut pada pembagian administratif sesuai dengan batas wilayah dan kewenangannya. Begitu juga pada kawasan yang disebut dengan rantau, rumah adat ini juga dahulunya tidak ada yang didirikan oleh para perantau Minangkabau.
  5. Ketentuan Matrilineal Rumah Gadang
    Rumah Gadang menganut sistem mantrilineal atau dominasi oleh wanita pada ketentuan dan aturan yang mengikat pada sebuah Rumah Gadang. Jumlah kamar Rumah Gadang ditentukan dari banyaknya jumlah perempuan yang menghuninya. Setiap wanita yang sudah menikah akan memiliki kamar sendiri untuk ditempati, sedangkan para gadis akan disatukan dalam sebuah kamar tidur pada ujung dari Rumah Gadang. Untuk wanita lanjut usia dan anak-anak akan tidur di kamar yang berdekatan dengan dapur. Rumah Gadang sering menjadi warisan turun menurun dari kepala keluarga wanita kepada generasi penerus wanita berikutnya sesuai dengan adat Minangkabau yang berlaku.
  6. Pembagian Ruang Rumah Gadang
    Ingin tahu apa saja ruangan di dalam sebuah Rumah Gadang? Rumah Gadang terbagi atas lanjar dan ruang lepas. Cara pembagian ini ditentukan dari arah banjar tiang, yaitu tiang yang berbanjar dari depan ke belakang menandakan lanjar, sedangkan tiang dari kiri ke kanan menunjukkan ruang. Jumlah lanjar ini umumnya berjumlah ganjil antara 3-11 ruang, sedangkan untuk ruang lepas biasanya tergantung dari luas rumah dan tidak ditentukan jumlahnya. Secara umum, Rumah Gadang memiliki dua lanjar dan dua gonjong/tanduk yang disebut dengan lipek pandan. Selanjutnya Rumah Gadang dengan tiga lanjar dan empat gonjong disebut balah bubuang, dan Rumah Gadang berlanjar empat disebut gajah maharam atau gajah terbenam. Di bagian depan, Rumah Gadang biasa memiliki dua bangunan Rangkiang atau lumbung padi. Bagian sisi Ruang Gadang juga memiliki Anjuang atau tempat penobatan kepala adat atau pengantin.

7.Ornamen Cantik Rumah Gadang
Dilihat dari dekat, Rumah Gadang penuh dengan ukiran ornamen dengan beragam motif, seperti akar, bunga, daun, serta bidang empat persegi hingga pola melingkar yang saling sambung menyambung. Ornamen ini biasanya diukir dari papan vertikal dan dilapisi dengan belahan bambu. Hasilanya adalah sebuah arsitektur megah yang punya banyak arti, fungsi, dan juga keindahan tradisional tiada duanya.

Related Posts

Leave a Reply