SARIBUNDO.BIZ – Sebanyak lima belas foto terbaik karya fotografer asal Sumatra Barat menangkan Lomba Foto Geopark Ranah Minang yang mengangkat tema “Geopark Ranah Minang dalam Perspektif Lensa Kamera”
Salah seorang Juri, Erison J Kambari mengatakan selama pengumpulan foto hingga tanggal 31 Juli lalu terdapat ratusan foto yang dikirim oleh peserta untuk lima kategori yang ada.
“Untuk kategori umum melalui email, terdapat kurang lebih 300 foto, semua untuk kategori landscape, seni budaya, heritage, kuliner dan flora fauna,” ujar Erison
Ia menyebutkan dari keseluruhan foto yang masuk, foto yang paling banyak adalah untuk kategori landscape.
Menurut penilaian karya tersebut tetap sesuai dengan standar penilaian foto yang mempertimbangkan kaidah fotografi seperti komposisi foto serta kesesuaian dengan tema.
“Foto yang dipilih adalah foto-foto yang memiliki kesesuaian dengan tema, banyak foto yang bagus akan tetapi juga tidak sesuai dengan tema geopark,” tambahnya.
Untuk kategori umum, karya dikirim melalui email dimenangkan oleh Aprison dan Hendra Nasri untuk kategori landscape. Maizal Chaniago dan Hermadiansyah Putra Untuk kategori Seni Budaya. serta Khairul Amri dan Rafi tanjung untuk kategori Heritage.
Sementara untuk kategori Kuliner dimenangkan oleh foto karya Fauzi Ahmad dan Ilyas serta Kategori Flora Fauna oleh Gafrali dan Iggoy El Fitra.
Untuk kategori Instagram dimenangkan oleh Melly Tafsya untuk kategori Landscape. Rona Fitria untuk kategori seni budaya, Ian Pilian untuk kategori Heritage. Thomas Anderson untuk kategori kuliner dan Desrian Eristha untuk kategori flora fauna.
Salah seorang pemenang lomba Iggoy El Fitra menyebutkan melalui lomba ini diharapkan agar mendata geopark yang ada di Sumbar dan dilakukan secara berkelanjutan untuk tahun-tahun berikutnya.
“Jangan cukup hanya disini,” ujar Iggoy.
Sebelumnya, Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno menyatakan pariwisata di daerah itu telah siap untuk naik kelas dari awalnya berbasis pengembangan destinasi menjadi kawasan terintegrasi antara keragaman geologi, hayati dan budaya.