Mengapa Orang Minang Senang Berdagang? Ini Rahasianya

Mengapa Orang Minang Senang Berdagang? Ini Rahasianya

SARIBUNDO.BIZ – Selama ini kita mengenal bahwa etnis yang identik dengan naluri bisnis yang kuat dan etos dagang yang pekat ada dua, yaitu etnis Cina dan etnis Minang. Selain memiliki jiwa dagang, kedua etnis ini terkenal dengan “jangkauan” penyebaran populasi yang luas. Hampir tidak ada negara di dunia ini yang tidak ada etnis Cina. Begitu juga dengan etnis Minang, mereka tersebar di seluruh daerah yang ada di Indonesia bahkan sebagian juga ada yang sampai ke mancanegara.

Karena keahlian dalam berdagang serta memiliki jiwa “merantau” makanya tidak heran kalau kedua etnis ini boleh dibilang banyak yang mapan secara finansial. Keberhasilan kedua etnis ini dalam menguasai “bidang ekonomi” banyak menarik perhatian berbagai kalangan.

Mengapa orang minang dan china senang berdagang? Jika pertanyaan itu ditanyakan kepada dua etnis yang berbeda ini pasti mempuyai jawaban yang tak sama.

Motivasi orang minang berdagang karena ingin melawan dunia orang, suatu falsafah yang mengandung amanat untuk hidup bersaing terus menerus mencapai kemuliaan, kenamaan, kepintaran dan kekayaan.

Bagi bangsa Cina, lintasan yang dilaluinya dalam merambah dunia melebihi lintasan yang dilakukan oleh perantau Minang. Dibelahan dunia manapun kita menemukan bangsa Cina berprofesi sebagai pedagang. Bahkan secara khusus, mereka membuat dan memproduksi keperluan pernak-pernik yang bercirikan khas Negara-negara di dunia untuk keperluan turis, suku cadang, dan material lainnya, yang diproduksi dari negaranya.

Filosofi bangsa Cina dalam berdagang pasti berbeda dengan orang minang. Orang Minang berpolakan prinsip bagi hasil pada system anak semang dan induk semang. Sementara bangsa china menganut pola berjenjang.

Sedangkan bagi orang minang, profesi sebagai pedagang merupakan salah satu diantara aktualisasi peran fungsional dalam mencari nafkah hidup. Menjadi Saudagar, adalah suatu cita-cita. Fungsi ini akan berbeda diantara profesi yang lain, karena ada yang menjadi ; petani, tukang, penghulu, ulama, dll.

Falsafah alam yang menjadi pedoman hidup “orang minang”, yaitu ;

Nak mulia batabua urai,
Nak tuah tagak di nan manang,
Nak cadiek sungguah baguru,
Nak kayo kuaik mancari.

Maksudnya, agar setiap orang berusaha sekuat tenaga agar memperoleh kemuliaan dan kedudukan yang berarti dan penting.

Keunggulan orang minang dalam berdagang, karena adanya hasil produksi yang mesti dijual keluar Nagari. Dahulu, cara berniaga pun mulanya dengan membawa barang pada bahu atau secara pikulan dengan jalan beriringan beramai-ramai agar tidak dirampok diperjalanan.

Kemudian istilah berniaga berkembang menjadi berbagai istilah sesuai dengan produk dagangan mereka, seperti ;

– saudagar yang spesialisasinya jual beli barang pecah belah disebut “ manggaleh”,

– penjual ternak dan daging disebut jagal – jaga – bajaga.

– Bagi orang minang, yang berjualan dengan cara menjunjung keranjang barang (katidiang) diatas kepalanya disebut jojo – bajojo (jaja).

Yang diperdagangkan adalah setiap kegiatan usaha yang bersifat individu, berupa barang-barang kerajinan dan industri, seperti ; peralatan produksi, perkakas rumah tangga termasuk makanan dan masakan.

Begitu banyak keunggulan produk dagangan orang minang dari sejak zaman dahulu hingga sekarang, maka etnis ini terkenal ulet, sehingga mampu menyaingi pedagang Cina. (Baca Juga: Tips dan Cara Membuat Udang Tahu dengan Bumbu Tauco)

Nah.. sekarang istilah kegiatan berdagang yang dilakukan oleh Saudagar telah berubah menjadi “Pengusaha”, yang kegiatannya adalah ber wira usaha, wira swasta. Selain itu terdapat pula profesi yang dikembangkan dari disiplin ilmu tertentu, seperti menjadi : Notaris, advokat dan pengacara, akuntan,dll. Sepertinya menjadi seorang profesional adalah lebih cocok bagi “urang minang “ demi melawan dunia orang. Maka menyebarlah engkau, wahai “ urang minang” Namun ingatlah selalu ranah minangmu.

Related Posts

Leave a Reply