Katupek Gulai Paku Sabana Lamak & Beda Dari Lontong Lainnya

Katupek Gulai Paku Sabana Lamak & Beda Dari Lontong Lainnya

Lontong merupakan makanan yang sarapan tidak asing lagi di tengah-tengah masyarakat. Ada berbagai variasi kuah menemani lontong ini.

Ada kuah gulai nangka, gulai paku (gulai pakis), toco dan lain-lain. Satu porsi lontong biasanya lengkap dengan mi dan kerupuk merahnya. Banyak orang senang menjadikan lontong sayur ini menjadi sarapan pagi mereka.

Terbukti banyak dijual baik di pasar, kedai kopi, hingga hotel pun ada yang menyediakan makanan khas nusantara ini. Seperti Anto satu diantara penikmat lontong sayur. Ia lebih suka lontong sayur dibandingkan lontong pecal. “Saya lebih suka lontong sayur dari lontong pecal. Berbeda dengan istri saya yang lebih suka lontong pecal,” ujar Anto kepada Tribun belum lama ini.

Lontong sayur, lanjut Anto, merupakan satu variasi menu sarapan paginya. Dalam seminggu, paling tidak dua sampai tiga kali ia makan lontong sayur. Selain lontong diselingi dengan nasi goreng biasa maupun nasi goreng kampung buatan istrinya. “Kadang weekend istri saya yang buat lontong sayur sendiri. Jadi tidak melulu beli di luar,” sebutnya.

Dari berbagai variasi lontong sayur ini, diakui Anto katupek gulai paku (ketupat gulai pakis) yang paling ia favoritkan. Sedangkan yang paling tidak ia sukai adalah lontong kuah toco.

“Katupek gulai paku itu rasanya beda. Rasanya menurut saya lebih enak dan menggugah selera. Apalagi kalau dicampur dengan keripik cabe bertambah sedapnya. Kalau dalam seminggu tidak ada makan katupek gulai paku rasanya ada yang kurang,” kata Anto.

Kebetulan pula, lanjutnya di pasar tidak jauh dari rumahnya ada yang menjual katupek gulai paku yang menjadi langganannya. Selain itu, kadang-kadang jika sedang berada di sekitaran Jalan Sudirman atau masjid Agung Annur, misalnya weekend setelah olahraga juga tak lupa singgah di salah satu penjual katupek gulai paku yang sudah cukup terkenal dan banyak peminatnya di dekat mesjid Agung Annur tersebut.

“Kalau di sana, rasanya lebih mantap memang. Pedasnya makyos dan saya juga suka makannya dicampur dengan kuah nangka. Tidak kalah enaknya apabila tidak dicampur dengan kuah nangka. Satu porsinya juga cukup banyak dan membuat kita kenyang,” kata Anto.

Pemakaian kata lontong dan ketupat berbeda-beda memang penggunaannya. Misalnya untuk gulai paku cocoknya dan memang khasnya menggunakan kata ketupat atau katupek dalam bahasa Minang.

Sedangkan kalau kata lontong untuk mengiringi kata lontong kuah gulai nangka atau lontong medan maupun tauco. Dari segi tekstur antara ketupat dan lontong juga memiliki perbedaan. Ketupat menggunakan daun kelapa. Sedangkan lontong menggunakan daun pisang atau pelastik gula.

Ketupat ini teksturnya lebih padat dari lontong. Ia biasanya memang cirri khasnya dari sumbar menggunakan gulai paku atau pakis. sumber

 

Related Posts

Leave a Reply